Truk merupakan penyumbang polusi terbesar di Jakarta

Sabtu, 12 Oktober 2024 – 13:44 WIB

Jakarta, VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui kajian terbaru hasil pemetaan sumber emisi sektor transportasi Jakarta. Hasil penelitian melaporkan bahwa kendaraan berat khususnya truk menjadi penyumbang beberapa jenis polutan terbesar, termasuk partikulat (PM) 2.5.

Baca juga:

Anda tidak dapat melakukannya secara tidak sengaja, ini cara aman untuk menyalin kunci immobilizer

Kendaraan berat seperti truk merupakan penyumbang terbesar emisi partikulat (PM10, PM 2.5 dan karbon hitam), nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2). Sepeda motor berkontribusi lebih besar terhadap emisi karbon monoksida (CO) dan senyawa organik non-metana (NMVOC).

Terkait hal tersebut, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Afan Adriansah Idris mengatakan, hasil kajian tersebut memberikan informasi dasar untuk memahami sumber pencemaran di Jakarta. Dia mengatakan bahwa ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan kebijakan yang ditargetkan untuk memerangi polusi.

Baca juga:

Jika mobil Anda kepanasan, jangan panik, ada cara mudah untuk mengatasinya

Dengan informasi ini, Jakarta lebih siap menghadapi permasalahan terkait polusi udara di masa depan, kata Afan dalam keterangannya, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Polusi udara Jakarta menduduki peringkat kedua terburuk di dunia

Baca juga:

Tabrakan yang terjadi di jalur Tanah Datar, Padang-Bukitinggi lumpuh total

Studi ini juga menganalisis dampak berbagai skenario tindakan pengendalian sampah di Jakarta yang mencakup lima wilayah administratif. Skenario tersebut adalah penerapan standar bahan bakar Euro IV, penerapan kendaraan listrik, dan penggunaan filter partikulat diesel (DPF).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar bahan bakar Euro IV akan mengurangi emisi polutan seperti PM10 dan PM2.5 sebesar 70 persen pada tahun 2030.

Mengurangi sampah dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Peningkatan ini terutama dalam mengurangi jumlah penyakit pernapasan dan kardiovaskular, yang seringkali tinggi di perkotaan.

Penelitian tersebut dilakukan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia melalui program USAID Air Catalyst. Kajian juga dilakukan oleh Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof.

Puji Lestari selaku peneliti USAID CAC memperbarui pemetaan sumber sampah sektor transportasi di Jakarta yang terakhir dilakukan pada tahun 2020.

Manajer Program Kualitas Udara WRI Indonesia dan Manajer Proyek Katalis Udara Bersih Satya Utama mengatakan laporan ini dapat membantu mengembangkan kebijakan komprehensif untuk mengendalikan polusi udara.

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan pencemaran udara di Jakarta, khususnya dari sektor transportasi, lanjut Satya.

“Ini merupakan upaya nyata penurunan emisi, khususnya dari sektor transportasi, untuk meningkatkan kualitas udara,” ujarnya.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menyatakan telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi polusi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan adalah memperbanyak stasiun pemantauan kualitas udara yang dapat diakses masyarakat melalui komputer real-time melalui air.jakarta.go.id.

Asep mengatakan, Pemprov DKI juga akan memperluas pemeriksaan emisi kendaraan secara berkala. Selain itu, peningkatan pengendalian terhadap industri yang berpotensi mencemari lingkungan.

Selain itu, kami juga sedang mempersiapkan rencana perluasan zona rendah emisi untuk mengurangi polusi udara, kata Asep. (Semut)

Halaman berikutnya

Mengurangi sampah dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Peningkatan ini terutama dalam mengurangi jumlah penyakit pernapasan dan kardiovaskular, yang seringkali tinggi di perkotaan.

Halaman berikutnya



Sumber