SMPN Siswa Siswa Mahasiswa Desktoped Alat berhenti karena sarana rusak

Minggu, 9 Februari 2025 – 12:43 WIB

Bama, hidup – SMPS 2 Acpiti, Desa Ampiti, desa Ambalavi tidak dapat digunakan setelah banjir di distrik Begbawi (NTB) di Distrik Begbawi (NTB). Beberapa kelas sekolah Mushalala sangat rusak, sehingga kegiatan pengajaran dan pembelajaran berhenti sementara.

Baca juga:

Banjir bandang berjarak 4 meter, ratusan rumah terbenam dalam air

“Dua kamar lainnya dibaptis dalam satu kelas,” kata SMPN 2 2 AMPLA, 9 Februari 2025 9 Februari.

Menurutnya, meja dan keterampilan ditutupi dengan bahan banjir dan batu, misalnya, pelatihan dan pelatihan dan kegiatan pembelajaran (KBM) tidak dapat diimplementasikan selama hampir seminggu. Namun, guru dan siswa masih harus membantu Anda membersihkan sekolah.

Baca juga:

Jembatan Gerakan Pahlawan Viral Bripe Sayhid Body, kata Komig: Polisi

Menurut SERMOM, kondisi ruang sekolah juga tergantung pada. “Pasiis dan kuil ditutupi dengan tanah, pasir dan kerikil, sehingga tidak dapat digunakan sama sekali,” katanya.

Setelah bantuan sukarelawan Muhammadi, TNI, serta kombinasi guru dan siswa, dan beberapa kamar akhirnya mulai membersihkan dan digunakan lagi. “Alhamdulillah membantu kami membersihkan beberapa kamar hari ini. Jika kami ingin kembali ke pekerjaan membaca pada hari Senin, tambahnya.

Baca juga:

Sugabumi terus menjadi banjir bandang

Sthalomo juga berterima kasih kepada semua orang yang membantu pembersihan. “Terima kasih kepada Muhammad, TNI, dan guru dan siswa yang membantu kami.”

Berengsek

Kegiatan pembelajaran siswa SMPN 2-Achastiah berhenti karena banjir bandang.

Berdasarkan lapangan, negara sekolah masih sangat khawatir. Kelas, jendela, dan pintu yang terluka parah dihancurkan, meja dan bangku dimakamkan di tanah dan batu. Dua kamar lainnya juga diisi dengan bahan tanah untuk dinding. Di sisi lain, tanah sekolah masih tertutup di tanah, kerikil dan danau.

Pada hari Minggu 2 Februari, AMPN 2, AMPN 2 menjadi salah satu sekolah dengan flash banjir. Banjir ini hanya delapan cekungan, serta delapan orang, serta delapan orang, adalah pecundang, serta delapan orang, adalah pecundang, seperti jalan, jembatan, dan sekolah, tetapi juga delapan fasilitas vital.

Halaman berikutnya

Berdasarkan lapangan, negara sekolah masih sangat khawatir. Kelas, jendela, dan pintu yang terluka parah dihancurkan, meja dan bangku dimakamkan di tanah dan batu. Dua kamar lainnya juga diisi dengan bahan tanah untuk dinding. Di sisi lain, tanah sekolah masih tertutup di tanah, kerikil dan danau.

Halaman berikutnya



Sumber