Kontingen Sumut finis lima besar di Peparnas 2024, mengantongi 28 medali emas

Hanya, HIDUP – Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 Solo, Jawa Tengah. Kontingen Sumatera Utara (Sumut) sukses mempersembahkan 28 medali emas, 26 perak, dan 19 perunggu pada Sabtu, 12 Oktober 2024 malam. Hasilnya, ia finis kelima dalam perolehan medali.

Baca juga:

Melihat Kandang Kebo Bule di Solo Square, Hewan Sakti yang Jadi Maskot Peparnas 2024

Ketua NPC Sumut Alan Sastra Ginting mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi upaya seluruh atlet dan pelatih yang telah berupaya semaksimal mungkin meraih medali.

Alan pada Minggu, 13 Oktober 2024 mengatakan, “Dari segi medali kita ada peningkatan dibandingkan Peparnas Papua. Termasuk sejumlah cabor yang memecahkan rekor.”

Baca juga:

Performa Puncak di Peparnas 2024 Solo, Perenang Sumut Raih 3 Medali Emas

Alan mengungkapkan Sumut masih bisa mempertahankan peringkat lima besar yang diraih Peparnas Nasional Papua pada tahun 2021.

Atlet Renang Peparnas Sumut 2024 di Solo (NPC Sumut)

Foto:

  • VIVA.co.id/BS Putra (Medan)

Baca juga:

PDIP menargetkan Edi Rahmayadi menang 70 persen di wilayah Danau Toba

“Untuk cabor-cabor yang tidak sesuai target tentu akan kami evaluasi ketika sudah masuk kembali ke daerah,” kata Alan.

Sementara itu, Plt Kepala Dispora Sumut Effendi Pohan menyampaikan apresiasinya kepada para atlet Sumut yang berlaga di Peparnas Solo yang berhasil meraih prestasi membanggakan tersebut. Ia mengatakan, para atlet berjuang dengan semangat yang tiada habisnya.

“Kami berhasil mempertahankan posisi lima besar di Peparnas. Saya salut dengan perjuangan mereka di cabang olahraga tersebut. Meski memiliki keterbatasan, namun tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk mengharumkan nama Sumut,” jelas Effendi.

Dari jumlah tersebut, atlet lebih banyak meraih medali dengan perolehan 11 emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Kemudian atlet angkat besi meraih 7 emas dan 4 perak. Lalu taekwondo 5 emas, 2 perak, 2 perunggu. Juga renang 3 emas, 3 perak.

Kemudian judo 1 emas, 3 perak, 2 perunggu. Catur 1 emas, 1 perak. Panahan 1 Perak, 2 Perunggu, Tenpin Bowling 2 Perak, 1 Perunggu, Anggar Kursi Roda 1 Perak dan Tenis Kursi Roda 1 Perunggu. Kemudian, pemain tenis meja meraih 3 medali perunggu dan pesepeda meraih 2 medali perunggu.

Sedangkan hari terakhir digelar di Kolam Intan Pari, Kabupaten Karanganyar, Sabtu pekan lalu. Perenang kembali meraih medali emas.

Fadli Ramazan mengikuti final gaya kupu-kupu 50m S6 putra dan sukses meraih medali emas setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 40,54 detik. Medali perak dan perunggu masing-masing diraih atlet asal Jawa Barat, medali perak diraih Fernando Kandra Ibrahim dengan catatan waktu 42,17 detik dan medali perunggu diraih Munawar Haris dengan catatan waktu 45,24 detik.

Fadli langsung menangis selepas menerima medali tersebut. Ia mengaku didiskualifikasi karena keputusan panitia. Namun setelah meninjau rekaman video, Fadli ternyata tidak melakukan kesalahan apa pun.

Alhamdulillah saya bisa membawa medali emas ini. Terima kasih kepada almarhum orang tua dan paman saya serta seluruh pengurus NPC Provinsi Sumut dan Askhan yang mendukung saya, ujarnya.

Ia mengaku puas dengan penampilannya di Peparnas kali ini. Mengingat persaingan tahun ini sangat ketat. Raihan satu emas dan dua perak sekaligus tak lepas dari dedikasi dan latihan intensif di wilayah ini.

“Melalui proses ini tergantung pola pikir kita. Saat kita latihan, orang bisa tidur. Kita latihan di sini pagi, kita latihan sore. Tapi, ini perjalanan proses latihan normal kita. Dalam proses ini juga ada yang cedera. , tapi alhamdulillah hasilnya memuaskan,” kata Fadli.

Sementara itu, pada hari terakhir angkat besi di Hotel De Sunan Solo, para atlet angkat besi sejauh ini kembali mengantongi 2 emas dan 1 perak di hari yang sama.

Medali emas pertama diraih Candra Efendi pada kategori berat badan di bawah 80 kg dengan total angkatan tertinggi 325 kg. Sementara medali perak diraih Kandra dengan angkatan terbaik 163 kg. Medali emas diraih Andika Eka Kaya dari Jawa Barat dengan angkatan 185 kilogram dan rekor Peparnas.

Medali emas kedua dipersembahkan oleh atlet senior Anto Boy pada kategori berat badan di bawah 107 kg setelah menampilkan angkatan terbaik dengan beban 171 kg. Nilai Anto Boy sangat spektakuler karena kelasnya gagal dalam dua kali percobaan. Untungnya, di kelas tiga, Anto berhasil meningkat.

Usai penyerahan medali, Anto Boi mengaku cedera bahu yang dialaminya mempengaruhi performanya di awal pertandingan. Untungnya, meski menahan rasa sakit, ia berhasil melakukan lift pada upaya ketiga.

“Alhamdulillah bisa meraih medali emas dengan cedera ringan di bahu. Saya merasakan sakit di kelas satu dan dua. Pamit saja kelas tiga dan alhamdulillah sudah emas,” kata atlet berusia 50 tahun itu. . .

Sementara itu, Divisi Olahraga Sumut hanya menambah dua medali perak pada hari terakhir yang digelar di Stadion Srivedari, Solo, Sabtu. Salman meraih medali pertama pada lomba kursi roda T54 putra dengan catatan waktu 4:05,05 detik.

Sementara medali perak kedua diraih pada nomor estafet T11-T13 4×100 meter putra. Sumut yang didukung M. Khabiilah, Eko, Hamilton, dan Franciscus menempati posisi kedua dengan catatan waktu 45,66 detik.

Dengan tambahan itu, atletik pada Peparnas tahun ini mengalami penurunan dibandingkan Peparnas sebelumnya. Pelatih Olahraga Sumut Sinung Nugroho mengakui ada beberapa angka yang salah, namun ada pula yang mengejutkan. Namun meski mencapai target tersebut, sejumlah atlet asal Sumut tidak ikut bertanding karena tidak ada peserta dari daerah lain.

“Beberapa nomor sempat ditutup karena yang ikut hanya dua orang. Termasuk Putri Auliya, atlet elite Paralimpiade kita yang batal bertanding. Persaingan di bidang Olah Raga tahun ini sangat ketat,” kata Sinung.

Tambahan medali perak juga diraih melalui cabang olahraga panahan yang berlangsung Sabtu pagi di Lapangan Kota Barat, Solo.

Pada final Standar Nasional Putra W1, Asmen TM Sihotang harus menahan atlet Jawa Barat itu dan puas dengan medali perak. Meski gagal, namun prestasi kali ini jauh lebih baik. Sebab cabang panahan Sumut baru pertama kali meraih medali perak.

Pelatih panahan Sumut Budiono tetap mengapresiasi penampilan atletnya, apalagi tahun ini banyak persaingan dari atlet Paralimpiade. Senada, Budiono mengakui kegagalan emas tersebut karena faktor psikologis dan fokus di lapangan.

“Sebenarnya teknik dan kualitas permainannya merata di semua daerah. Tapi pengalaman di ajang internasional juga diperlukan bagi atlet kita. Kita berharap setelah Peparnas ini kita lebih banyak berlatih dan mengikuti kejuaraan,” kata Budiono.

Sejumlah trofi tambahan juga disumbangkan melalui acara bowling yang digelar di GOR Bengavan, Solo pada Sabtu malam. Paldin Sipahutar meraih medali perak pada kompetisi TPB2 putra. Paldin sukses mengumpulkan 1593 poin. Sedangkan medali emas menjadi milik atlet Jawa Barat Kakung Setiawan dengan perolehan poin 1604.

Sementara tuan rumah Jawa Tengah nyaris menjadi juara umum Peparnas 2024 setelah mengoleksi 158 emas, 120 perak, dan 123 perunggu. Berikutnya adalah Jawa Barat dengan 119 emas, 115 perak, dan 117 perunggu.

DKI Jakarta berada di peringkat ketiga dengan perolehan medali 39 emas, 29 perak, dan 36 perunggu. Papua berada di peringkat keempat dengan 33 emas, 44 perak, dan 40 perunggu. Dan Sumut finis di posisi lima besar dengan perolehan 28 emas, 26 perak, dan 19 perunggu.

Halaman berikutnya

“Kami berhasil mempertahankan posisi lima besar di Peparnas. Saya salut dengan perjuangan mereka di cabang olahraga tersebut. Meski memiliki keterbatasan, namun tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk mengharumkan nama Sumut,” jelas Effendi.

Pernyataan Kualitas Jay Idzes Usai Diburu Bahrain, Timnas Indonesia



Sumber