Sidang Pleno DPD Berantakan!  Sidang Palu Ingin Ditangkap, Senator La Nyalla Papua Menangis: Jangan Otoriter

Jumat, 12 Juli 2024 – 16:19 WIB

Jakarta – Rapat Paripurna DPD RI ke-10 Masa Sidang 2023-2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat, 12 Juli 2024 berlangsung ricuh. Hal itu terjadi saat pengurus DPD sedang membacakan rancangan perubahan peraturan atau ketentuan.

Baca juga:

Syuting pertama kali di Cayman, Adinda Thomas menyebutnya sebagai liburan

Dalam rapat paripurna tersebut, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti bertindak sebagai ketua dan membacakan rancangan perubahan aturan tersebut. Perubahan aturan dilakukan oleh Panitia Khusus (Pansus) Aturan dan Kelompok Kerja (Timja) Aturan.

Kericuhan bermula ketika sejumlah anggota DPD RI mengajukan resolusi yang memprotes perubahan aturan tersebut. Salah satu yang mengusulkan penangguhan itu adalah Philep Wamafma.

Baca juga:

SYL meminta maaf atas kekacauan pasca putusan Pengadilan Tipikor

Jeda yang dilakukan Senator Papua Barat Philep Wamafma itu diikuti anggota DPD Indonesia lainnya.

Namun, La Nyalla tak menghiraukan interupsi tersebut. Ia terus membacakan perubahan Tata Tertib DPD RI.

Baca juga:

Usulan PSI untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Heru Budi: Jadi perhatikan saya agar lebih baik lagi

Lalu karena tak terima, sejumlah anggota DPD RI menghampiri meja pengurus dan dengan tegas mengganggu. Pemberhentian mereka mereka sampaikan langsung ke meja pimpinan DPD, antara lain La Nyalla, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono, dan Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamuddin.

“Pemimpin tidak boleh otoriter!” teriak Filep.

Bahkan, dalam kejadian tersebut, salah satu anggota HDT RI berusaha merebut permata pengadilan. Namun La Nyalla secara refleks berhasil mendapatkan penundaan peradilan.

Kemudian datang beberapa petugas Keamanan Dalam Negeri (Pamdal) DPD RI yang berusaha mengamankan meja pengurus. Akhirnya kekacauan dapat diredam.

Selain itu, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono berusaha menenangkan situasi.

“Tolong, ini adalah forum yang saling menghormati. “Jangan sampai ada yang mengganggu kontak fisik,” kata Nono. Setelah itu, rapat Pleno DPD RI akhirnya dihentikan sementara selama 10 menit.

Halaman selanjutnya

“Pemimpin tidak boleh otoriter!” teriak Filep.

Halaman selanjutnya



Sumber