Pasar mobil China di Indonesia mencatatkan rekor baru

Rabu, 16 Oktober 2024 – 10:31 WIB

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri otomotif Indonesia dengan memperkuat kerja sama antara industri perakitan otomotif dengan pemasok komponen lokal.

Baca juga:

Harga Mobil Listrik BYD M6 Di Sini Lebih Mahal, Bagaimana?

Upaya khusus dilakukan melalui kegiatan Business Matching untuk meningkatkan penggunaan komponen otomotif produksi dalam negeri pada rantai pasok global kendaraan listrik baterai roda empat (KBLBB) yang dilaksanakan Selasa lalu di Jakarta.

Kegiatan ini merupakan kerja sama Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Baca juga:

Didukung kehadiran barunya, Vuling masih menjadi mobil China terbaik di Indonesia

Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Julie Ardika menyatakan sinergi ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan industri otomotif nasional.

Plt Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin Putu Juli Ardika

Foto:

  • Kementerian Perindustrian

Baca juga:

Jika Anda suka berlari di Senayan, jangan kaget melihat mobil listrik langka di Waraviri ini

Ia berharap kerja sama ini dapat menghubungkan industri perakitan mobil dengan pemasok komponen dalam negeri sehingga Indonesia dapat berperan lebih aktif dalam rantai pasok global.

“Kami berharap kerja sama ini dapat berkontribusi bagi pengembangan industri otomotif nasional dan memberikan terobosan pada industri perakitan. pemasok di dalam negeri dan menjadikan industri komponen Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global,” ujarnya, dari keterangan resmi VIVA Otomotif, Rabu 16 Oktober 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Putu juga menyoroti peningkatan penjualan mobil asal China di Indonesia. Pada tahun 2024, pangsa pasar Merek Tiongkok mencapai 7,1%, yang merupakan angka tertinggi dalam empat tahun terakhir. Salah satu mereknya, BYD, berencana berinvestasi Rp 11,7 triliun dan menargetkan memproduksi 150.000 kendaraan listrik per tahun.

“Investasi ini tidak hanya menjadi bukti kepercayaan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan regional dan global,” ujarnya.

Putu menekankan pentingnya transfer teknologi dari BYD ke industri komponen lokal. “Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional agar bisa naik kelas dan berdaya saing dalam Global Value Chain (GVC),” ujarnya.

Ia juga mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun industri, untuk bekerja sama mendukung visi menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri otomotif global, khususnya kendaraan listrik.

Halaman selanjutnya

Dalam kesempatan tersebut, Putu juga menyoroti peningkatan penjualan mobil asal China di Indonesia. Pada tahun 2024, pangsa pasar merek Tiongkok mencapai 7,1%, yang merupakan angka tertinggi dalam empat tahun terakhir. Salah satu mereknya, BYD, berencana berinvestasi Rp 11,7 triliun dan menargetkan memproduksi 150.000 kendaraan listrik per tahun.

Halaman selanjutnya



Sumber