Pengadilan Jerman memecat Anwar al-Ghazi dari Mainz karena jabatan perang Israel-Gaza

Pengadilan Jerman memutuskan bahwa Anwar Al-Ghazi dipecat secara tidak adil oleh klub Bundesliga Mainz 05 setelah memposting di media sosial tentang perang Israel-Gaza.

Hakim Choudhury di Pengadilan Perburuhan di Mainz memerintahkan klub sepak bola tersebut membayar gaji El Ghazi selama sembilan bulan setelah pemecatannya pada 3 November 2023. Jumlahnya adalah 1,7 juta euro.

Mereka juga harus mengizinkan sang penyerang, yang kontraknya tersisa satu tahun, untuk kembali ke klub. Kedua belah pihak kini akan bekerja sama untuk menemukan kesepakatan pembelaan bagi pembebasannya.

Mainz mengatakan mereka akan meninjau alasan keputusan hakim pada hari Jumat sebelum memutuskan apakah akan mengajukan banding.

Hakim sebelumnya telah mengajukan tawaran penyelesaian pada 21 Juni, namun ditolak oleh Mainz, yang lebih memilih untuk melihat putusan di pengadilan.

El Ghazi, 29, mengakhiri kontraknya pada 3 November setelah memposting kisah Instagram pro-Palestina.

Mainz awalnya menskors El Ghazi pada bulan Oktober, dengan mengatakan pemain internasional Belanda itu telah mengambil posisi yang “tidak dapat diterima” dalam perang tersebut. Mereka mencabut skorsingnya beberapa hari kemudian, dengan mengatakan dia akan bersedia untuk dipilih kembali setelah memberikan “peringatan” dan “penyesalan”.


El Ghazi bermain 119 kali untuk Villa selama empat tahun di West Midlands (Ryan Pearce/Getty Images)

Namun, El Ghazi kemudian menulis di jejaring sosial bahwa dia tidak “menyesal” atau “memisahkan” dari apa yang dia katakan dan merupakan pendukung “kemanusiaan”.

Mainz kemudian mengatakan melalui pesan singkat di media sosial bahwa mereka “tidak mengerti dan terkejut dengan komentar Anwar Al-Ghazi di media sosial tentang klub”. Klub mengakhiri kontraknya dua hari kemudian.

Setelah keputusan Mainz, El Ghazi berkata di media sosial: “Membela apa yang benar, meskipun itu berdiri sendiri.”

Pesan awalnya, yang kemudian dihapus, mencakup kalimat “dari sungai ke laut,” yang berpotensi menimbulkan tuntutan pidana di Jerman karena dianggap sebagai hasutan untuk menghancurkan Israel. Komite Yahudi Amerika mendefinisikan frasa tersebut sebagai anti-Semit karena menyerukan penghapusan negara Yahudi.

El Ghazi kemudian mencoba mengklarifikasi pesan tersebut, dengan mengatakan bahwa dia “mendukung perdamaian di atas segalanya” dan menyerukan “empati yang lebih besar” karena “sangat penting untuk memperdalam pengetahuan kita tentang sejarah konflik ini.”

El Ghazi pindah dari PSV ke Mainz pada September 2023 dan menandatangani kontrak dua tahun dengan klub tersebut. Mantan pemain Aston Villa itu membuat tiga penampilan pengganti di Bundesliga sebelum kepergiannya.

(Alex Grimm/Getty Images)

Sumber