Kementerian Perhubungan meluncurkan INOOPS untuk standarisasi pelayanan badan usaha pelabuhan

Kamis, 17 Oktober 2024 – 22:23 WIB

Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan resmi meluncurkan dan mensosialisasikan modul Inaportnet as an Operator (INAOPS) hari ini di Jakarta. INAOPS merupakan modul yang terdapat dalam INAPORTNET untuk standarisasi Pelayanan Usaha Kepelabuhanan (BUP) agar kualitas sistem dan pelayanan yang dihasilkan seragam dan terintegrasi.

Baca juga:

Jumlah pengguna, volume dan transaksi Madina Bank Muamalat akan meningkat menjadi dua digit

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kapten Antoni Orif Priadi mengungkapkan urgensi peluncuran INOAOPS adalah untuk meningkatkan arah Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Young, menemukan banyak BUP yang masih belum memiliki sistem untuk berintegrasi dengan INAPORTNET dalam kinerja layanannya sehingga dapat menjamin kualitas. keluarberbeda.

Untuk itu kami ingin melakukan standarisasi melalui modul INOOPS, kata Antoni, dikutip dalam keterangannya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Baca juga:

Kementerian Perhubungan akan segera membangun pelabuhan di IKN yang lokasinya dekat KIPP

Antony menegaskan, INOOPS merupakan wujud nyata dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 yang memuat penciptaan ekosistem logistik nasional. Dimana digitalisasi pelayanan kepelabuhanan menjadi prioritas dalam meningkatkan efisiensi dan pengendalian.

Yang membedakan dengan sistem INAPORTNET sebelumnya adalah INAOPS ditujukan untuk memfasilitasi BUP yang belum memiliki sistem terintegrasi dengan INAPORTNET agar mampu menghasilkan data yang akurat dan terstandar.

Baca juga:

Kementerian Perhubungan akan membangun 6 terminal tipe A dan 44 pelabuhan penyeberangan dalam 10 tahun masa jabatan Jokowi.

“Mulai Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan INOOPS sebagai inovasi terbaru dalam sistem pelabuhan Indonesia. “Modul ini dirancang untuk mendukung transformasi digital di pelabuhan dan mempercepat layanan, serta meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi operasional di pelabuhan Indonesia,” ujarnya.

Ditegaskan bahwa penerapan INOOPS juga memungkinkan peningkatan daya saing pelabuhan nasional di kancah internasional. Juga, mengurangi kesalahan operasional yang sering terjadi pada proses manual.

“Kami akan terus mendorong pelabuhan-pelabuhan Indonesia agar mampu bersaing secara global. Melalui INOOPS, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepelabuhanan agar lebih cepat, efisien, efektif, dan transparan,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya juga menghimbau seluruh pihak terkait untuk berkoordinasi dan bekerja sama guna mensukseskan transformasi digital sistem pelabuhan yang tengah diupayakan pemerintah.

Foto udara kawasan terminal peti kemas di Pelabuhan Cabang Pelindo III, Lombok Barat, NTB. (gambar pelabuhan yang dioperasikan Pelindo)

Foto udara kawasan terminal peti kemas di Pelabuhan Cabang Pelindo III, Lombok Barat, NTB. (gambar pelabuhan yang dioperasikan Pelindo)

Foto:

  • ANTARA FOTO/Ahmed Subaidi

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hartanto menegaskan penerapan INOOPS akan menjadi standar baru dalam pelayanan kepelabuhanan di Indonesia. Sistem ini diyakini dapat menciptakan ekosistem logistik yang terintegrasi antara BUP dengan pemangku kepentingan lainnya serta mendukung efisiensi proses bisnis di pelabuhan.

Dengan INOOPS diharapkan seluruh badan usaha pelabuhan di Indonesia segera menerapkan standar pelayanan yang seragam dan memanfaatkan teknologi digital untuk pelayanan yang lebih baik dan berkelanjutan.

“INAOPS merupakan langkah penting dalam transformasi digital sektor maritim Indonesia yang juga mendukung visi pemerintah dalam mengadopsi teknologi untuk memodernisasi pelayanan publik,” tegas Hartanto.

Halaman selanjutnya

“Kami akan terus mendorong pelabuhan-pelabuhan Indonesia agar mampu bersaing secara global. Melalui INOOPS, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepelabuhanan agar lebih cepat, efisien, efektif, dan transparan,” ujarnya.

Halaman selanjutnya



Sumber