Para analis optimistis daya beli masyarakat dalam negeri akan membaik, tingkat BI dan perekonomian global akan menjadi penentu

Jumat, 18 Oktober 2024 – 15:12 WIB

Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan konsumsi domestik Indonesia akan berangsur membaik. Penilaian terhadap prospek tersebut sangat bergantung pada kebijakan suku bunga dan perkembangan perekonomian dunia.

Baca juga:

Melampaui prediksi! Bank Sentral Thailand telah memangkas suku bunga

Kepala ekonom dan kepala departemen penelitian Mirae Asset Rulli Arya Visnubroto memperkirakan daya beli masyarakat dalam negeri akan meningkat dengan inflasi yang moderat dan terkendali. Kondisi ini memberikan ruang yang cukup bagi pihak berkepentingan untuk menurunkan suku bunga.

“Keberhasilan pengendalian inflasi berdampak positif terhadap daya beli masyarakat,” kata Rulli mengutip keterangan resmi perusahaan sekuritas itu pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Baca juga:

Gubernur BI membuka kemungkinan penurunan suku bunga acuan

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus meningkat menjadi 124,4 basis poin (bps) pada bulan Agustus merupakan bukti potensi pemulihan daya beli. Rulli lebih yakin dengan stabilitas tren konsumsi, karena indeks penjualan eceran menunjukkan pertumbuhan mengesankan sebesar 5,8 persen di bulan Agustus. tahun demi tahun (Oh).

Baca juga:

Bank Indonesia Pertahankan BI Rate di 6 Persen, Ini Alasannya

Rulli juga menilai kebijakan moneter dan kredit mulai dilonggarkan pada September. Hal ini ditandai dengan penurunan BI rate sebesar 25 bps.

Namun Bank Indonesia masih melihat adanya risiko volatilitas pasar sehingga bank sentral memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada RDG bulan ini. Dengan asumsi rupee menguat dalam jangka menengah, BI menilai masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.

Suku bunga yang lebih rendah berarti biaya pinjaman yang lebih rendah, sehingga meningkatkan belanja konsumen dan investasi. Momentum perbaikan perekonomian domestik dan stabilnya kebijakan moneter dan kredit diyakini dapat menghadapi tantangan faktor makroekonomi global.

Dalam situasi seperti itu, Rulli meyakini investor akan beralih ke aset tempat berlindung yang aman untuk mempertahankan portofolio Anda. Meski demikian, Ruli meyakini pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas meski menghadapi permasalahan global.

Rulli menegaskan, perkiraan kondisi pasar ke depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global. Penurunan suku bunga BI memberikan peluang bagi pasar modal untuk semakin menguat.

Selain itu, Rulli mengingatkan, kebijakan suku bunga The Fed juga mempengaruhi dinamika pasar dunia dan Indonesia. Oleh karena itu, pelaku pasar diminta waspada.

Meskipun kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi faktor utama, kami optimis terhadap prospek fundamental perekonomian dan pasar modal Indonesia, kata Rulli.

Setidaknya ada empat sektor yang akan merasakan manfaat dari pemulihan daya beli masyarakat. Sektor-sektor ini meliputi perbankan, barang konsumsi, farmasi dan telekomunikasi.

Halaman selanjutnya

Suku bunga yang lebih rendah berarti biaya pinjaman yang lebih rendah, sehingga meningkatkan belanja konsumen dan investasi. Momentum perbaikan perekonomian domestik dan stabilnya kebijakan moneter dan kredit diyakini dapat menjawab tantangan faktor makroekonomi global.

Halaman selanjutnya



Sumber