Tokohnya tidak ditempatkan di kabinet Prabowo-Gibran, begitulah sikap organisasi tradisional Dayak.

Jakarta – Presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto mengundang sejumlah tokoh yang diduga menjadi menteri atau wakil menteri di kabinetnya.

Baca juga:

Sempat Disebut Prabowo, Giring Ganesha Jadi Bahan Candaan, Kenapa?

Prabowo bahkan sudah memberikan pengarahan kepada calon menteri atau wakil menterinya beserta Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. 109 nomor, termasuk ketua dan anggota partai, ilmuwan, dan tokoh agama.

Namun, tidak ada satupun tokoh tersebut yang berasal dari Dayak, Kalimantan. Bahkan, Ibu Kota Nusantara (IKN) nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca juga:

Jokowi mengajak para menteri di kabinetnya singgah di Solo

Dewan Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak (DAD) Seluruh Indonesia, dan Organisasi Masyarakat Sipil Dayak menyatakan sikapnya. Mereka sangat menyayangkan Prabowo-Gibran tidak mewakili masyarakat Kalimantan, sementara tidak ada orang Dayak yang menjadi calon menteri atau wakil menteri.

Baca juga:

Kabinet Prabowo akan diorganisir di Akademi Militer Magelang selama 3 hari

“Negeri Dayak mempunyai banyak putra-putri terbaik yang mempunyai potensi tinggi, tidak mementingkan diri sendiri dan berintegritas. “Mereka berhak mendapat kesempatan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa melalui posisi di pemerintah pusat,” kata pernyataan MADN yang ditandatangani oleh ketua MADN Michael Pai.

Ada nama-nama yang diajukan MADN, DAD, dan Ormas Dayak yang berupaya masuk ke Kabinet Prabowo-Gibran. Mereka adalah Martin Billa, Rahmat Khamka, Syahari Zhaang dan Tamunan Keating.

Nama Rahmat Hamka bahkan mendapat dukungan dari Forum Dayak Bersatu (FDB). Pengalamannya semasa muda Dayak rendah hati Secara turun temurun, sudah menjadi keharusan bagi Prabowo-Gibran untuk mengadili mantan Anggota DPR RI tahun 2014-2019 itu untuk peduli di bidang pemuda, agama, sosial, dan budaya.

Pernyataan Sikap Tidak Ditempatkannya Putra dan Putri Dayak pada Kabinet Prabowo-Gibran Periode 2024-2029:

Adil Ka’ Talino, Bakuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, saat ini, saat ini, saat ini. . .

Dewan Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak (DAD) se-Indonesia, dan organisasi masyarakat Dayak se-Kalimantan dengan ini menyampaikan pernyataan menentang penempatan tokoh Dayak di kabinet Prabowo-Gibran.

1. Pemindahan ibu kota negara, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan merupakan dorongan strategis untuk memperkuat peran suku Dayak dalam pembangunan nasional. Sebagai tuan rumah ibu kota baru, masyarakat Dayak sangat mengharapkan partisipasi yang signifikan dalam pemerintahan Prabovo-Gibran periode 2024-2029.

2. Kontribusi pajak, Kalimantan merupakan salah satu daerah penghasil pendapatan nasional yang besar, namun kontribusi yang besar tersebut masih belum diimbangi dengan keterwakilan putra-putri Dayak dalam jabatan publik, khususnya di tingkat nasional.

3. Sumber Daya Manusia yang Potensial, Bangsa Dayak mempunyai banyak putra-putri berprestasi yang mempunyai potensi, dedikasi dan integritas. Mereka layak diberi kesempatan berkontribusi langsung dalam pembangunan bangsa melalui jabatan di pemerintahan pusat.

4. Dukungan kuat Pada pemilu lalu, masyarakat Kalimantan memberikan lebih dari 60 persen suara mereka kepada pasangan Prabowo-Gibran. Dukungan ini harus diberikan kepada pemerintah untuk menjamin keterwakilan perempuan dan anak perempuan Dayak.

5. Keadilan, Sejak Indonesia merdeka, belum ada putra Dayak yang diangkat menjadi menteri. Kami menilai hal ini merupakan bentuk ketidakadilan yang patut dikoreksi, mengingat banyak orang yang berkompeten dan berpengalaman. Mencalonkan Dayak sebagai menteri. Oleh karena itu, dari Dewan Nasional Adat Dayak (MADN) dan seluruh masyarakat Dayak, kami usulkan beberapa putra-putri Dayak terbaik untuk mengisi posisi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran periode 2024-2029:

• Dr. Dr. Martin Billa, MM

• Dr. X. Rahmat Khamka, Sh., M. Ya, BCMCP, CRGP

• DR. H. Syaharie Jaang, SH, M.Si, MH

• Tamunan Kiting, SE., MM CPM., CTM

Halaman selanjutnya

Nama Rahmat Hamka bahkan mendapat dukungan dari Forum Dayak Bersatu (FDB). Pengalamannya sebagai pemuda Dayak yang rendah hati antar generasi, menjadikan mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini wajib disandingkan dengan Prabowo-Gibran untuk mengurusi bidang pemuda, agama, sosial, dan budaya. .



Sumber