Kritik dinilai terlalu keras, lagu-lagu Methosa ditolak

Sabtu, 19 Oktober 2024 – 21:57 WIB

Jakarta – Grup Methosa yang didirikan pada tahun 2020 kembali menarik perhatian penggemarnya dengan single terbarunya SAGITTARIUS (Bangunkan orang waras). Beranggotakan lima orang, Mansen Munte (vokal), Rina Nose (vokal), Kelana Halim (bass), Agung (synthesizer) dan Dami (gitar), Metosa telah mengukir namanya di dunia musik dengan membawakan tema-tema sosial. penuh makna.

Baca juga:

Putra Ariani ini hadir dengan lagu merdu yang siap menyentuh hati khalayak global

Melalui karya-karyanya, Metosa mencoba mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi sosial dan politik di Indonesia saat ini. Pindah lagi, oke?

Lagu BUSUR lahir dari keprihatinan yang mendalam terhadap keadaan bangsa. Melalui karyanya, Metosa berupaya menyadarkan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, untuk tidak tinggal diam menghadapi situasi yang semakin memprihatinkan.

Baca juga:

Aruma mencapai 10 juta streaming untuk Waiting for the Song, sebuah cerita tentang kolaborasinya dengan Raim Laode

“Keserakahan para pemimpin tampaknya tidak dapat dihentikan,” kata staf Metosa.

Baca juga:

Mengadakan konser dua hari berturut-turut, simak playlist Day6 Jakarta

Lagu ini berbicara lantang mengenai praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merebak tidak hanya di tingkat pusat namun juga hingga ke pemerintah daerah. Kondisi inilah yang mendorong Metosa menciptakan sebuah lagu yang diharapkan dapat membuka mata pendengarnya dan menantang mereka untuk memantau dan aktif mengkritik pemerintah.

Namun perjalanan Metosa dalam mempromosikan lagu BOW tidak berjalan mulus. Sejumlah media, awalnya jaringan periklanan, justru menolak memutar lagu tersebut. Pasalnya, teks lagu tersebut dinilai sangat kasar dan langsung menuai kritik dari pihak berwajib.

Namun Metosa menegaskan, lagu ini tidak bermaksud menyindir orang tertentu. Menurut mereka, “isi lagu tersebut merupakan hasil pemikiran yang terjadi di kehidupan nyata, yang dirasakan oleh sebagian orang.”

Mereka juga menerima begitu saja penolakan. Metoza yakin musik mereka akan menemukan penontonnya.

“Kami tidak memikirkan bagaimana menarik penggemar musik, karena musik kami menemukan penggemarnya,” kata Mansen Munte.

Halaman berikutnya

Namun Metosa menegaskan, lagu ini tidak bermaksud menyindir orang tertentu. Menurut mereka, “isi lagu tersebut merupakan hasil pemikiran yang terjadi di kehidupan nyata, yang dirasakan oleh sebagian orang.”



Sumber