Kasus diabetes pada anak sedang meningkat, dokter mengungkapkan bahwa jajanan tersebut mungkin menjadi penyebab obesitas dan gagal ginjal

Selasa, 22 Oktober 2024 – 00:09 WIB

Jakarta – Aneka olahan jajanan seperti jajanan dan aneka minuman manis merupakan produk yang banyak dikonsumsi anak-anak masa kini. Konsumsi tersebut dinilai menjadi penyebab penyakit tidak menular (PTM) pada anak, seperti obesitas dan gagal ginjal.

Baca juga:

Kelainan kongenital sering terjadi pada bayi baru lahir, diagnosis dini dapat mencegah komplikasi

Dokter Anak, Dr. William Cheng, Sp.A mengatakan, produk jajanan yang tergolong ultra-processed food harus diawasi agar tidak dikonsumsi terlalu banyak oleh anak-anak. Karena produk ini tinggi kalori dan lemak. Gulir ke bawah untuk detail selengkapnya!

“Makanan yang diproses secara berlebihan mengandung kalori dan lemak yang tinggi. “Biasanya rendah protein,” kata Dr. William dalam keterangannya dikutip Selasa 22 Oktober 2024.

Baca juga:

Kementerian Sosial memberikan bantuan komprehensif pada kasus Rudapaksa di Demak

Gambar seorang anak sedang makan yang manis-manis

Menurutnya, anak harus mendapat makanan bergizi selama masa pertumbuhannya. Baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro sebaiknya diberikan secara bersamaan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak.

Baca juga:

7 Kesalahan Mematikan Ayah dan Anak: Begini Kata Guru Bendry di YouTube Nikita Willi

“Harusnya unsur hara makro dan mikronya lengkap. Makro adalah besi besar. Ketiga, ada karbohidrat, lemak, dan protein. “Mikronutrien mengandung vitamin dan mineral, jadi harus lengkap,” kata dr. William.

Ia mengatakan, salah satu penyakit menular yang kian meningkat adalah diabetes. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejadian diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun 2010 hingga 2023.

Sementara itu, diabetes tipe 2, yang sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup, juga meningkat. Hal ini menegaskan bahwa ada faktor lingkungan yang menjadi penyebab diabetes pada anak.

Artinya ada faktor lingkungan, kata Dr. William.

Oleh karena itu, dia juga mengatakan perlunya lebih banyak regulasi dan kontrol yang dilakukan pemerintah. Salah satu hal yang perlu diterapkan adalah informasi pada label kemasan untuk menunjukkan tingkat gizi produk.

“Alangkah baiknya kalau kita juga mengatur (pelabelan produk), di sini kita bicara gula dan garam. Di negara lain ada labelnya, ada ratingnya, jadi orang sudah tahu. “Sayangnya, Indonesia belum melakukan hal tersebut,” kata Dr. William.

Bersama Dr. William, pengamat kebijakan publik, Muhammad Gumarang menilai perlu adanya regulasi mengenai makan. Sebab, saat ini belum ada peraturan yang mengatur konsumsi jajanan tersebut.

“Saya kira perlu ada aturan yang tegas untuk mengendalikan jajanan ini. Saat ini belum ada aturannya,” kata Gumarang.

Halaman berikutnya

Sementara itu, diabetes tipe 2, yang sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup, juga meningkat. Hal ini menegaskan bahwa ada faktor lingkungan yang menjadi penyebab diabetes pada anak.

Astronot dapat menemukan makanan dari asteroid



Sumber