Rafli tertipu membeli RX King di Langkat, bahkan dirampok perampok, hingga uang puluhan juta hilang.

Sedangkan VIVA – Muhammad Rafli asal Medan, Sumatera Utara mengalami nasib malang. Rafli yang berniat datang dari Kota Medan menuju Stabat, Kabupaten Langkat untuk membeli sepeda motor, malah menjadi korban penipuan.

Baca juga:

Pecinta motor penjelajah, Moto Guzzi Stelvio resmi dijual di Indonesia

Puluhan juta yang dikorbankan untuk membeli RX King hilang begitu saja. Rafley menceritakan, awalnya ia dan temannya dijadwalkan bertemu dengan dealer sepeda motor RX King. Saya sempat rapat dengan Sandi untuk mengantar sepeda motor ke rumahnya, kata Rafli, di Medan, Senin, 21 Oktober 2024.

Rafli menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Saat menuju rumah Sandi, korban diberi nomor telepon atas nama Apin yang merupakan adik dari pelaku.

Baca juga:

Mirae Asset Ungkap Cara Investasi Baru yang Curang, Jangan Tertipu!

Lalu, saya ngobrol dengan Apin dan VC (Video Call) dengan Apin untuk mengetahui kondisi motornya. Saat saya ngobrol dengan Apin, saya bertanya apakah boleh melepas mesin di tempatnya agar transparan semuanya, kata Rafley. . .

Apin mendengar permintaan korban dan menyarankan agar korban bertanya kepada Sandi. Sandi pun mengabulkan permintaan Rafli.

Baca juga:

Bunga Zainal hanya ingin berdamai dengan temannya yang selingkuh, tapi…

“Setelah berbincang dan pihak VC menyepakati sepeda motor, seperti yang dikatakan Sandi, saya dan teman langsung menuju lokasi karena tadi kami berbagi tempat,” kata Rafley.

Sesampainya di tempat Stabat, Rafli dan kawan-kawan jadi curiga. Sebab, tempat yang dimaksud memiliki suasana yang damai. Menurut dia, masih ada beberapa rumah dan bengkel di dekat tempat itu.

“Setelah dilakukan pencarian mendalam, karena saya dan teman takut, kami kembali ke jalan utama. Lalu kami duduk di depan masjid,” kata Rafli.

Gambar borgol untuk penjahat.

“Di depan masjid, saya cerita ke Sandi dan Apin lewat chat. Kami sudah sampai di lokasi, tapi tidak berani masuk ke dalam karena situasi di dalam mencurigakan,” kata Rafli.

Tak lama kemudian Rafli menjelaskan bahwa ada seorang lelaki gendut yang mendatangi mereka. Seorang pria gemuk mengendarai sepeda motor RX King berwarna biru.

– tanya pria gendut itu pada Rafli.

– Dia (pria gendut) bertanya kepada kami, saudara, apakah kamu ingin melihat unitnya? Kami menjawab iya mas, kami mau lihat unitnya, – jelas Rafli.

“Setelah itu saya bertanya siapa dia. Dia menjawab bahwa dia adalah adik Sandy Apin, kata Rafley.

Saat itu Rafli curiga dan tidak percaya kalau itu adalah Apin. Menurut korban, saat itu temannya menawarkan untuk segera mengambil sepeda motornya untuk dilepas mesinnya sesuai kesepakatan.

“Apin jawab, kenapa bongkar di sini, ayo masuk ke dalam (rumah Apin) lihat unitnya,” kata Rafli.

Usai perbincangan itu, Rafli memberanikan diri mendatangi rumah Apin. Sementara uang Rp 20 juta yang dibawa Rafli ia titipkan kepada temannya yang menunggu di luar masjid.

Dua menit kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah Apin. Raffley mengaku melihat dua unit sepeda motor RX King.

“Yang satu RX King tahun 2003 yang mau saya beli. Yang satu lagi RX King warna putih tahun 80an atau 90an. Tapi, saya juga ketemu teman Apin di sana,” kata Rafley.

Setelah melihat sepeda motor RX King yang ingin dibelinya, Rafli memanggil temannya untuk datang dan membawa uang tersebut ke rumah Apin.

“Khan (teman Rafli) kesini, unitnya ada di sini, aman, jangan dibodohi, sedangkan aku ke gang dan mengantar temanku,” kata Rafli.

Saat itu, korban mengecek mesin dengan bantuan Apin dan langsung melihat kondisi sepeda motornya.

– Saya juga tanya Apin kenapa dia jual motornya, katanya butuh uang untuk istrinya, – Lanjut Rafli.

“Nih, sambil bercanda, teman saya bertanya kepada saudara, kalau jual unit seperti ini, kamu curang. Apin menjawab tidak bagus, kenapa saya curang,” kata Rafly.

Tak lama kemudian, Sandy menelpon dan berbicara dengan Rafley apakah ia akan membeli sepeda motornya atau tidak.

Sandi pun meminta Raflee memberikan ponselnya kepada Apin.

“Apin dan Sandi sempat ngobrol. Tapi posisi Apin agak jauh dari kami. Setelah memeriksa mobil untuk mengecek rangka, kami menandatangani kontrak dengan Sandi sebesar Rp 14.500.000. Dan Apin pun menyetujuinya,” kata Rafli.

Karena Rafli saat itu membawa uang tunai, Apin menolak menerimanya. Apin meminta Rafley melakukan transfer melalui agen BRIlink ke rekening atas nama Sandi Pilatama.

“Saya bilang saya tidak tahu BRIlink ada di sana. Lalu Apin membawa kami ke BRIlink yang jaraknya sangat jauh dari rumahnya,” ujarnya.

Saat itu saya sudah membawa sepeda motor RX King yang ingin saya beli. Sedangkan Apin masih memiliki BPKB dan STNK, ujarnya.
Sesampainya di situs BRIink, ia menerima uang sebesar Rp 14.500.000 untuk ditransfer.

“Di sana Sandy mengirimi saya nomor rekening dan Apin menunjukkan nomor rekening yang sama kepada saya,” kata Rafley.

Saat itu, tambah Rafli, Apin mulai gelisah. Berkali-kali Apin menelpon seseorang, seperti sedang panik.

“Ada perempuan di BRIlink yang tanya ke kami, Apin dan saya, apakah itu benar nomor rekening. Saya bilang benar, Apin bilang benar. Lalu mereka bandingkan dengan nomor rekening di ponsel Apin,” ujarnya dikatakan

“Kemudian ibu menunjukkan nama Sandi Pilatama dan lagi-lagi Apin mengiyakan, betul. Di sana saya tanya dua kali kepada Apin apakah itu nomor rekeningnya,” kata Rafley.

Transfer tersebut juga dilakukan oleh agen BRIlink. Setelah kwitansi keluar, Rafley memberikannya kepada Apin. Namun menurut Rafley, Apin memang terlihat kebingungan.

Tiba-tiba Apin seperti dihipnotis, badannya berkeringat dingin. Lalu saya bantah karena saya transfer atas instruksi Apin, ujarnya.

Namun saya tidak diberikan oleh BPKB dan STNK. Saya masih bersabar, saya kira mungkin jaringan dan Apin hanya duduk diam di atas sepeda motor, kata Rafli.

Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki tua yang terkejut karena mengetahui akar masalahnya. Saat itu terjadi adu mulut dan korban mengambil kunci sepeda motor dari Apin.

– Orang tua itu juga menamai putranya dengan Zimmi Kode di Solo. Temanku juga berbisik ke aku kalau itu tidak benar kawan, katanya, kata Rafli.

Kemudian Raffley justru diteriaki sebagai perampok dan suasana semakin kacau. Rafli diinterogasi bak perampok.

“Saya menelepon paman saya yang mengarahkannya ke polisi Langkat. Saya membawanya ke kantor polisi dan mereka tidak mau,” kata Rafley.

Kemudian dua petugas polisi berpakaian preman datang. “Saya diinterogasi di sana dan segera dibawa ke Polres Langkat. Polisi yang memberi tumpangan mengatakan akan memberikan saya kunci sepeda motor Apin,” kata Rafli.

“Kami mau ke kantor polisi. Saya jawab tidak bisa. Saya sudah bayar sesuai instruksi dia (Apin), tapi dia sendiri yang bilang belum datang, kalau mau saya bawa unit polisi. , – kata Rafley.

Namun polisi meyakinkan Rafli. Korban pun memberikan kunci sepeda motor kepada lelaki tua tersebut. “Dan kami lapor ke Polres Langkat,” lanjutnya.

Sementara nomor telepon Sandi sudah tidak bisa dihubungi lagi setelah uang ditransfer Rafley.

Marah, Rafli melaporkan kejadian tersebut ke Polres Langkat dengan nomor laporan LP/B/546/X/2024/SPKT/LANGKAT POLRES/SUMUT POLDA.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polres Langkat Dedi Mirza mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut. Saat ini, polisi sedang menyelidiki kasus tersebut.

“Sedang kita selidiki. Ada kejadian serupa jual beli mobil beberapa waktu lalu, tapi namanya penipuan dengan metode pasar segitiga,” kata Dedi saat dikonfirmasi wartawan.

Halaman berikutnya

“Di depan masjid, saya cerita ke Sandi dan Apin lewat chat. Kami sudah sampai di lokasi, tapi tidak berani masuk ke dalam karena situasi di dalam mencurigakan,” kata Rafli.

Astronot dapat menemukan makanan dari asteroid



Sumber