Minggu, 24 November 2024 – 12:00 WIB
Tanggerang, VIVA – Pemerintah Indonesia saat ini berencana menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. Aturan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari.
Baca juga:
Paling terkenal: 3 mobil Ford baru, Mini Cooper buatan China
Kebijakan PPN 12 persen ini juga menjadi sorotan produsen mobil, salah satunya Honda Prospect Motor (HPM).
Yusak Billy, Penjualan & Pemasaran Dan Setelah penjualan Direktur PT HPM mengatakan PPN sebesar 12 persen dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Baca juga:
Tanpa ada mobil baru, Nissan menggelar promo menarik sepanjang GJAW 2024
“Salah satu faktor yang menentukan harga mobil adalah pajak ya. Kenaikan pajak ini menurut kami berpotensi menurunkan daya beli,” ujarnya. VIVA Di ICE BSD, Tangsel.
“Jika daya beli menurun tentu berdampak pada penjualan mobil,” imbuhnya.
Baca juga:
Beragam mobil Wuling Mejeng tampil di ajang GJAW 2024
Meski demikian, Yusak optimistis pemerintah Indonesia sudah mempertimbangkan segala hal terkait kenaikan PPN sebesar 12 persen tersebut.
“Tetapi kami yakin dan yakin bahwa pemerintah pasti akan memahami hal ini dan seiring dengan pemulihan ekonomi, kepentingan produsen dan pemerintah akan bekerja sama untuk mengatasi pasar yang lemah,” jelasnya.
Sementara itu, Honda saat ini sedang mendiskusikan strategi untuk mengimbangi potensi dampak kenaikan pajak.
Ia mengatakan Honda akan menyiapkan langkah-langkah tepat untuk mengatasi kemungkinan penurunan daya beli masyarakat.
Salah satu yang dilakukan Honda adalah dengan meramaikan pameran mobil Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW 2024) yang digelar di ICE BSD, Tangerang.
Khususnya, di GJAW 2024, Honda menghadirkan berbagai program penjualan dan purna jual menarik untuk memudahkan calon konsumen memiliki kendaraan Honda.
Program tersebut antara lain uang muka 10 persen, bunga 0 persen, cicilan mulai Rp 2 juta, jangka waktu hingga 7 tahun, program tukar tambah, gratis servis dan voucher suku cadang, ke Vietnam termasuk perjalanan berhadiah utama dan undian berhadiah. total hadiah hingga ratusan juta rupee.
Halaman berikutnya
“Tetapi kami yakin dan yakin bahwa pemerintah pasti memahami hal ini dan kami berharap seiring dengan pemulihan ekonomi, kepentingan produsen dan pemerintah dapat bersinergi mengatasi pasar yang lemah,” jelasnya.