Minggu, 24 November 2024 – 18:14 WIB
Jakarta – Keamanan untuk Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya telah diperketat oleh badan keamanan Filipina setelah menerima ancaman pembunuhan dari wakil presiden mereka sendiri, Sara Duterte.
Baca juga:
Menko Yusril menjelaskan dasar hukum pemulangan terpidana mati Mary Jane
Menurut Anadolu Agency, Komando Keamanan Presiden Filipina (PSC) dalam keterangan resminya menyatakan terus berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum terkait untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mencegah segala ancaman terhadap presiden dan keluarganya.
“Setiap ancaman terhadap kehidupan Presiden dan keluarganya, terlepas dari asal usulnya, dan terutama ancaman yang diumumkan secara terbuka, akan ditangani dengan sangat serius,” kata badan tersebut pada Minggu, 24 November 2024.
Baca juga:
Citra Ohan, Judi Online W88 Lolos dari Jaringan Filipina, Omzetnya Rp 1 Triliun.
“Kami menganggap masalah ini sebagai masalah keamanan nasional dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan presiden,” kata PSC dalam sebuah pernyataan.
Baca juga:
Selain Mary Jane, Menteri Hukum mengatakan kasus Bali Nine juga memerlukan penahanan.
Peningkatan pengamanan tersebut menyusul pengumuman Wakil Presiden Duterte dalam konferensi pers online pada Jumat (22/11). Saat itu, ia mengaku telah mengatur seseorang untuk membunuh Presiden Marcos, istrinya Lisa Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Filipina Martin Romualdez jika terjadi sesuatu padanya.
“Saya berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan kepada orang itu, ‘Jika mereka membunuh saya, bunuh Marcos, Lisa Araneta, dan Martin Romualdez.’
Duterte menuduh sepupu Marcos, Romualdez, menginginkan dia mati. Wakil presiden mengatakan pemimpin Korea Utara memandangnya sebagai “ancaman terbesar” terhadap potensi pencalonannya sebagai presiden pada tahun 2028.
“Jika aku ingin membunuhku,” kataku, “jangan berhenti sampai kamu menyelesaikannya. Lalu dia menjawab ya,” katanya.
Gertakan Duterte terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik terhadapnya, termasuk ancaman pemakzulan di DPRK, Filipina. Menurut laporan, langkah pemakzulan Duterte diprakarsai oleh Romualdez, yang disebut-sebut akan berusaha mencalonkan diri pada pemilu berikutnya. (semut)
Halaman berikutnya
Duterte menuduh sepupu Marcos, Romualdez, menginginkan dia mati. Wakil presiden mengatakan bahwa ketua DPRK memandangnya sebagai “ancaman terbesar” terhadap pencalonannya dalam pemilihan presiden 2028.