Minggu, 24 November 2024 – 20.50 WIB
Jakarta – Pengamat dan peneliti Institute for Demographic and Prosperity Studies (IDEAS) Muhammad Anwar mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang berhasil mendatangkan investasi sebesar 18,5 miliar USD atau setara Rp 294,1 triliun setelah dua pekan kunjungannya ke luar negeri.
Baca juga:
Elit PDIP Minta Prabowo Tandatangani Perppu Perampasan Aset: Kalau Mendesak Hapus
Menurut Anwar, komitmen investasi tersebut mencerminkan kombinasi dua faktor utama, yakni kepercayaan dunia internasional terhadap pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo dan daya tarik keuntungan yang ditawarkan kepada investor.
Keduanya berjalan beriringan dan saling melengkapi dalam upaya pemerintah menarik investasi asing, kata Anwar pada Minggu, 24 November 2024.
Baca juga:
Skandal yang berujung pada wakil presiden mengancam akan membunuh presiden Filipina adalah AS-China.
Anwar menambahkan, kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo sebagai mitra strategis berasal dari fakta bahwa Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar dan lokasi yang strategis, merupakan pemain penting di kawasan.
Baca juga:
Presiden Prabowo menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan berwibawa di panggung internasional, kata Dave Lacsono
Ia juga mengapresiasi Presiden Prabowo yang membuka lebar-lebar kerja sama dengan dunia internasional dan memberikan jaminan stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri.
Pemerintahan Prabova juga aktif membuka peluang kerja sama global dan menciptakan citra perekonomian Indonesia yang stabil dan optimis, kata Anwar.
Selain itu, Anwar mengatakan, peluang investasi yang melebihi target tersebut juga merupakan dampak dari ambisi Presiden Prabowo yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen. Menariknya investasi dari luar negeri tentunya tidak lepas dari keuntungan yang diberikan kepada investor asing.
“Indonesia, seperti negara-negara lain yang berlomba-lomba menarik investasi, menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari keringanan pajak, penyederhanaan birokrasi hingga akses ke sektor-sektor strategis,” kata Anwar.
Namun, Anwar mengingatkan bahwa manfaat tersebut harus dikelola secara hati-hati untuk menghindari pengorbanan jangka panjang seperti hilangnya pendapatan masyarakat atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.
“Tantangan terbesar dari komitmen investasi ini adalah memastikan bahwa seluruh janji tersebut terealisasi dan memberikan dampak nyata terhadap perekonomian dan masyarakat,” jelasnya.
Ia mendesak pemerintah untuk memprioritaskan pengelolaan investasi pada sektor-sektor yang berdampak luas seperti energi terbarukan, manufaktur, dan infrastruktur.
“Selanjutnya, harus ada mekanisme kontrol yang ketat untuk memastikan investasi tidak hanya menguntungkan pihak asing, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada tenaga kerja lokal, transfer teknologi, dan mengembangkan industri nasional,” jelasnya.
Anwar juga mencatat pengaruh Presiden Prabowo dalam hubungan internasional yang disegani oleh para kepala negara negara-negara besar. Hal itu, menurut Anwar, tidak lepas dari pengalaman bertahun-tahun yang dimiliki Prabowo baik di bidang militer maupun politik, baik di dalam maupun luar negeri.
Pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai orang yang terlibat langsung dalam dinamika keamanan, strategi, dan hubungan internasional menjadikannya pemimpin yang matang dan memiliki kredibilitas tinggi, jelasnya.
Hal ini terlihat dari sambutan positifnya di forum-forum besar dunia dan kemampuannya menjalin hubungan strategis dengan para pemimpin negara-negara besar, tambahnya.
Dalam kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri, Wakil Presiden Gibran Rakabuming juga berhasil menyerahkan kepemimpinan kepada Raka.
Wakil Presiden Gibran diyakini mampu menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk menangani dampak letusan Gunung Levotobi Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Konsolidasi kekuasaan yang dilakukan Presiden Prabovo dan timnya menjelang pemilu menciptakan situasi yang relatif terkendali, ujarnya.
Menurut Anwar, dampak positifnya adalah stabilitas politik dan administrasi yang memungkinkan pemerintah merespons krisis atau melaksanakan program tanpa banyak hambatan.
“Persiapan pilkada yang sudah mencapai 90% juga menandakan mesin birokrasi berjalan sesuai rencana,” tutupnya.
Halaman berikutnya
Namun, Anwar mengingatkan bahwa manfaat tersebut harus dikelola secara hati-hati untuk menghindari pengorbanan jangka panjang seperti hilangnya pendapatan masyarakat atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.