Penghasilan brigade swalayan bisa melebihi Rp 10 juta per bulan, begitu perhitungannya

Senin, 25 November 2024 – 00:22 WIB

Jakarta – Menjelaskan perhitungan potensi pendapatan masyarakat peserta program Brigade Swasembada Pangan Kementerian Pertanian atau petani muda milenial. Jika mengelola sawah dengan sistem modern, pendapatannya bisa mencapai Rp 10 juta atau lebih per bulan.

Baca juga:

Vahono-Nurul ingin mengembangkan sektor pertanian Bojonegoro, nih

Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian Moch Arief Cahyono dalam keterangannya di Jakarta menjelaskan, perkiraan pendapatan tersebut sangat memungkinkan bagi para petani muda yang tergabung dalam brigade. Kementerian Pertanian telah melakukan analisis rinci terhadap kegiatan pertanian yang memberikan hasil optimal dari program ini.

– Setiap brigade yang dibentuk terdiri dari 15 orang dan mengelola lahan seluas 200 hektar. “Mereka akan mengelola lahan tersebut selama 5 tahun agar pendapatannya optimal,” kata Arief seperti dikutip dalam keterangannya, 25 November 2024.

Baca juga:

Impor daging domba terhenti karena harga dari peternak lokal tertekan, Kementerian Pertanian meninjau 13 gudang importir

Arief menjelaskan, dengan hasil rata-rata 5 ton per hektar, potensi produksi gabah kering panen (GKP) 1.000 ton dan harga Rp6.000 per kilogram, total pendapatan kotor brigade bisa mencapai Rp6 miliar.

Tanam bersama petani di Banten

Baca juga:

Pengenalan perkebunan sejak dini: Pendidikan untuk masa depan yang berkelanjutan

“Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp19 juta untuk lahan 200 hektar atau total Rp3,8 miliar untuk lahan 200 hektar, maka pendapatan bersih dari budidaya padi adalah Rp2,2 miliar yang kemudian dibagi antara brigade dan pemilik lahan.” , katanya. ditambahkan.

Diketahui, program Brigade Pangan Mandiri menggunakan skema bagi hasil 70:30 dimana 70% pendapatannya masuk ke brigade dan 30% ke pemilik lahan. Selain itu, agar kegiatan ini berkelanjutan, sebagian pendapatan brigade dialokasikan untuk modal investasi lebih lanjut.

Dengan perkiraan tersebut, potensi pendapatan Rp10 juta per bulan bisa lebih besar lagi jika pengelolaannya lebih efisien dan efektif.

“Kalau ada kesempatan tanam 2-3 kali dalam setahun, hasilnya pasti meningkat. Apalagi, pemerintah sudah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar kepada brigade untuk dikelola selama lima tahun,” kata Arief.

Gambar seorang petani. Sumber: unsplash.com

Gambar seorang petani. Sumber: unsplash.com

Menurutnya, ini merupakan peluang besar bagi generasi muda yang ingin ikut berhitung. Pendaftaran dapat dilakukan melalui Departemen Pertanian setempat. Pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alcintan), tetapi juga memberikan bantuan teknis dan benih padi unggul.

Ia menambahkan, pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang bisa digarap oleh generasi muda. Masih ada 12 provinsi yang lahannya bisa dioptimalkan. Namun, dia tidak merinci wilayahnya.

“Menteri Pertanian Bapak Andi Amran Suleiman ingin menarik generasi muda ke sektor pertanian dengan pendapatan terjamin dan teknologi tinggi. Ini merupakan tantangan menarik bagi kreativitas dan semangat kerja keras generasi milenial,” ujarnya. ujar Arief.

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui program “Brigade Swasembada Pangan”.

Dalam program ini, Menteri Pertanian Amran mengatakan petani milenial berpotensi menghasilkan pendapatan Rp 10 juta atau lebih per bulan.

Halaman berikutnya

Sumber: cerita vs

Halaman berikutnya



Sumber