Virus! TikToker ini mengklarifikasi klaim tentang bukunya akibat ChatGPT

Minggu, 27 Oktober 2024 – 05:35 WIB

VIVA – Heboh di media sosial, seorang TikToker bernama Julia Rimba dituding buku yang diterbitkannya seluruhnya ditulis oleh ChatGPT.

Baca juga:

Kasus lainnya, laptop penumpang bus Rosalia Indah dicuri dan ditukar dengan buku

Dugaan itu muncul setelah seorang pembeli buku Julia mengunggah video yang menghebohkan warganet. Diakuinya, isi buku tersebut mirip dengan teks yang disalin darinya Kecerdasan buatan (AI), yaitu ChatGPT.

Pembeli mengungkapkan kekesalannya dengan menuduh Julia menggunakan ChatGPT untuk menulis buku secara otomatis.

Baca juga:

Viral Motor Ninja Dicuri Saat COD Ditemukan di Pati Jateng, Netizen Tak Kaget

“Menurut saya, dalam penggunaan ChatGPT tidak ada masalah, tapi yang jadi masalah adalah kita copy paste hasil dari ChatGPT,” kata pembeli.

Tak hanya mengungkapkan kekecewaannya, pembeli juga meminta pengembalian dana atas buku yang dibelinya.

Baca juga:

Ide Gambar AA Siapa yang Viral dan Bikin Netizen TikTok Tertawa?

Menanggapi kritik tersebut, Julia langsung mengembalikan uang tersebut dan menjelaskan dasar penggunaan ChatGPT dalam bukunya. Pernyataan itu disampaikan dalam video yang diunggah pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

Dalam komentarnya, Julia mengungkapkan bahwa ia menggunakan ChatGPT sebagai alat pengeditan dan koreksi tata bahasa karena ia tidak memiliki editor profesional.

“Saya menggunakan AI ChatGPT untuk mengedit buku karena saya tidak memiliki editor. Saya ditipu dua kali oleh editor dan berpikir kenapa tidak menggunakan AI,” kata Julia.

Julia menambahkan bahwa penggunaan ChatGPT membantunya membuat bahasa buku lebih mudah dipahami oleh berbagai kelompok.

“Sebenarnya saya edit di sana (ChatGPT) agar bahasanya bisa diterima semua kalangan, karena saya bukan penulis sungguhan yang bisa menulis dengan baik dan benar,” lanjutnya.

Penjelasan Julia ini mendapat tanggapan berbeda dari internet. Meskipun beberapa orang mendukung keputusannya untuk menggunakan teknologi tersebut, ada juga yang mempertanyakan batasan etika penggunaan AI di dunia penerbitan.

Halaman berikutnya

Dalam komentarnya, Julia mengungkapkan bahwa ia menggunakan ChatGPT sebagai alat pengeditan dan koreksi tata bahasa karena ia tidak memiliki editor profesional.

Halaman berikutnya



Sumber