Kamis, 31 Oktober 2024 – 14:38 WIB
Jakarta – Kabar bangga datang dari dunia perfilman Indonesia. “Mama Jo” terpilih dari ratusan peserta Kompetisi Dokumenter Eagle Awards 2023, meski belum resmi diputar di Indonesia, namun film ini dirintis oleh anak bangsa dan sudah melanglang buana ke Jepang, Rusia, hingga mancanegara. Serbia.
Baca juga:
Dipimpin Fadli Zon dan Giering, Ini Bocoran Struktur Kementerian Kebudayaan
Akhir Oktober lalu, Ineu Rahmavati selaku sutradara berangkat ke Serbia sendirian untuk memutar film “Mama Jo” di festival film yang mengangkat isu disabilitas, BOSIFEST 2024.
Ineu datang bersama penulis “Mama Jo” Nanda Puspita. Yuk lanjutkan browsing artikel selengkapnya di bawah ini.
Baca juga:
Tugas besar menanti Ganesha sebagai Wakil Menteri Kebudayaan, kemajuan industri musik nasional.
Berdasarkan keterangan tertulis, kedatangan tim film Mama Jo ke festival film di Serbia tersebut didukung penuh oleh Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (sekarang Kementerian Kebudayaan). . .
Duta Besar RI untuk Serbia Mohammad Chandra Vidya Yudha turut hadir dalam pemutaran film “Mama Cho”. Sekitar 200 orang dari Indonesia dan Serbia mengikuti pemutaran film “Mama Jo” di Serbia.
Baca juga:
Jakarta World Cinema 2024 resmi dimulai dengan menampilkan 120 film dari 61 negara
Film Mama Jo juga meraih penghargaan BOSIFEST Special Jury Prize 2024.
Setelah berada di Serbia, film Mama Jo akan melanjutkan perjalanannya ke Yunani, dimana akan ditayangkan pada festival film RODIFEST 2024, film ini akan memberikan pesan positif ke banyak negara.
Sebagai referensi, sutradara film “Mama Jo”, Ineu Rahmavati, merupakan sineas asal Bogor. Film “Mama Jo” sendiri menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang mempunyai anak berkebutuhan khusus yang menderita Cerebral Palsy.
Dalam film ini, Joe diceritakan bercita-cita menjadi seorang polisi. Ibu Joe, Santi Florena Purba, ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya.
Namun karena kondisi perekonomian dan fasilitas di sekitar tempat tinggalnya kurang mendukung, Santi hanya bisa menyekolahkan Joe di sekolah negeri.
Berbagai permasalahan yang dihadapi Santi, Joe dan juga para guru dalam film ini merupakan cerita yang menarik dan relatable.
Tak hanya itu, perjuangan dan perjuangan Santi serta lingkungan sekitarnya menjadi bagian penting dalam film ini dan bisa menjadi kisah inspiratif.
Halaman berikutnya
Sebagai referensi, sutradara film “Mama Jo”, Ineu Rahmavati, merupakan sineas asal Bogor. Film “Mama Jo” sendiri menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus penderita Cerebral Palsy bernama Jo.