Kamis, 31 Oktober 2024 – 14:55 WIB
Jakarta – Wakil Menteri Pertanian Sudaryano mengungkapkan, sudah ada perusahaan yang berinvestasi susu sapi untuk program pangan bergizi gratis.
Baca juga:
Hashim mengatakan, program perumahan yang layak bagi masyarakat dapat menurunkan angka stunting
“Ada beberapa, ada beberapa perusahaan. Untuk mendatangkan sapi hidup untuk diambil susunya, kalau tidak salah ada sekitar 50-60 perusahaan – perah. Sapi, sama untuk diambil dagingnya. Komitmen. Tapi ya maksudnya, bahkan perusahaan tersebut tidak mengimpor sapi.
Sudaryono menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang berinvestasi berasal dari dalam dan luar negeri. Investor, kata dia, melihat peluang untuk mendukung program pangan gratis.
Baca juga:
Tak Hanya Mundur di Magelang, Kasri Sebut Konsolidasi Prabowo di Hambalang Juga Tak Gunakan APBN
“Ada orang luar, ada orang dalam. Minum susu itu biasa bagi kalian semua. Maksudnya, menambah jumlah sapi. Ada juga orang luar yang berminat ya, karena ada. Jaminannya di setidaknya susu Butuh makanan yang bergizi ya?
Baca juga:
Natalius Pigai: Saya tidak jadi menteri karena ada oposisi
Sudaryano menegaskan, negara tidak mengimpor susu sapi atau susu sapi. Pemerintah membuka ruang bagi investor untuk berinvestasi pada susu dan daging sapi.
Kita membuka ruang yang luas bagi dunia usaha untuk mendatangkan sapi hidup ke Indonesia, berbisnis di Indonesia, berinvestasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, kita berharap dengan jumlah penduduk yang besar, ketersediaan daging dan susu dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga kita tidak lagi mengimpor dalam bentuk barang jadi.
Sudaryono menegaskan, pihaknya menargetkan dalam tiga bulan pertama investor sudah bisa mengirimkan susu atau daging sapinya. Ia mengatakan, jumlah total susu dan sapi perah sekitar dua juta.
“Kami akan usahakan secepatnya, siapa tahu, siapa tahu, mungkin dalam tiga bulan pertama kami bisa mencapai tujuan kami di sana untuk pertama kalinya,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Kita membuka ruang yang luas bagi dunia usaha untuk mendatangkan sapi hidup ke Indonesia, berbisnis di Indonesia, berinvestasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, kita berharap dengan jumlah penduduk yang besar, ketersediaan daging dan susu dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga kita tidak lagi mengimpor dalam bentuk barang jadi.