Kamis, 31 Oktober 2024 – 18:47 WIB
VIVA – Benih mempunyai posisi strategis dalam bisnis infrastruktur pertanian. Sebagai usaha pertanian tahunan, penggunaan benih ilegal menimbulkan kerugian yang sangat besar baik dari segi biaya maupun waktu. Penggunaan varietas benih yang bermutu, bersertifikat dan berlabel merupakan suatu kebutuhan dalam subsektor agribisnis.
Baca juga:
Wamentan menegaskan pemerintah tidak mengimpor susu dan daging sapi, ini strategi
Untuk menjamin benih dihasilkan/dihasilkan dan didistribusikan oleh penanam benih, maka benih harus tersertifikasi dan peredarannya diawasi oleh petugas pengawas benih tanaman dan/atau pejabat lain yang berwenang mengendalikan peredaran benih.
“Untuk menambah pemahaman dan pengetahuan petugas pemuliaan benih dan pengawas tentang mutu benih bibit. Hal ini penting karena jika benih jelek beredar maka pekebun akan menderita bertahun-tahun,” kata Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Vidarto saat peluncuran Petunjuk Teknis Petugas Benih Cara Uji Mutu Benih Tanaman, Kamis (31/10) di Bogor.
Baca juga:
Mentan: Tidak ada toleransi korupsi di Kementan
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini dihadiri oleh sekitar 60 orang ahli benih dari Bagian Perbenihan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian dan narasumber dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelapa Sawit BPDPKS, Puslitbang Kelapa Sawit. (PPKS) dan IAT (Singapura) Teknologi.
Baca juga:
Gandeng BUMN pangan, Mentan Amran optimalkan kemandirian pangan nasional
Heru menambahkan, benih merupakan faktor utama pertanian dan menjadi penentu keberhasilan pembangunan perkebunan. Oleh karena itu peran penanam benih di lapangan sangatlah penting. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan kompetensi seseorang di bidangnya.
Selain itu, Heru juga menyatakan perlunya langkah-langkah strategis dan terkoordinasi, salah satunya dengan menerapkan penyederhanaan regulasi untuk memudahkan kebutuhan terkait penyediaan benih.
Sementara itu, Komite Penelitian dan Pengembangan Kelapa Sawit, Tony Liwang, mengatakan ada tiga kualitas benih yang perlu diperhatikan, yaitu kualitas fisik, kualitas fisiologis, dan kualitas genetik.
“Pemantau Benih Tanaman (PBT) harus memiliki pengetahuan teknis dalam hal pemantauan genetik. Penerapan teknologi terkait pemantauan benih sangat penting dalam upaya penyediaan benih bermutu untuk ditanam guna mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tanaman budidaya,” ungkapnya. Toni.
Plt. Direktur Penanaman Benih Dani Gartina menambahkan, saat ini kita perlu mengidentifikasi produsen benih tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia. Benih bermutu merupakan benih varietas terbaik yang memiliki kemurnian dan daya kecambah tinggi serta telah melalui proses pengujian untuk menjamin mutu fisik (kemurnian), genetik (kebenaran jenis), dan fisiologis (kemampuan dan kekuatan).
“Manfaat lain dari penggunaan benih bersertifikat adalah memudahkan pelacakan permasalahan pada benih. Petani dapat meningkatkan nilai jual produknya dengan menjamin kualitas tanaman yang baik,” tutup Dani.
Halaman berikutnya
Sementara itu, Komite Penelitian dan Pengembangan Kelapa Sawit, Tony Liwang, mengatakan ada tiga kualitas benih yang perlu diperhatikan, yaitu kualitas fisik, kualitas fisiologis, dan kualitas genetik.