Hari ini, polisi berencana menggali kuburan seorang pramugari yang diduga meninggal secara tidak wajar.

Jumat, 1 November 2024 – 00:02 WIB

Sementara VIVA – Penyidik ​​Polda Sumut (Sumut) bersiap melakukan pemakaman tersangka pramugari asal Sumatera bernama Ade Nurul Fadila (19) yang diduga meninggal tidak wajar.

Baca juga:

Innaliloh, ayah Uya Kuya meninggal dunia

Penggalian makam dijadwalkan pada Jumat, 1 November 2024, kata Tommy Faisal S. Pane selaku kuasa hukum keluarga Ade Nurul Fadila saat dikonfirmasi VIVA, Kamis 31 Oktober 2024.

Selain itu, Tomi mengatakan polisi juga telah meminta keterangan kepada keluarga terduga pramugari asal Sumatera, Ade Nurul, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Baca juga:

Calon pramugari Ade Nurul diduga meninggal secara tidak wajar, Polda Sumut meminta keterangan pihak keluarga

“Kemarin pihak keluarga diperiksa polisi mulai siang hingga jam 1 pagi,” jelas Tommy.

Baca juga:

Kandidat meninggal secara tidak wajar, penerbangan Sumatra membantah tuduhan pelecehan

Wawancara saksi dengan keluarga terduga pramugari dilakukan di Subdit Jantanras Reserse Kriminal Umum Polda Sumut.

Permintaan keterangan saksi dari keluarga Ade Nurul berdasarkan nomor Polda Sumut: STTLP/B/1507/X/2024/SPKT Polda Sumut.

Tomi menjelaskan, kasus tersebut bermula saat keluarga Ade Nurul mendapat telepon dari pihak sekolah pada Selasa malam, 1 Oktober 2024 pukul 23.00 WIB bahwa korban telah dipindahkan ke RS USU Kota Medan.

“Kejadian itu bermula pada 1 Oktober 2024. Sekitar pukul 22.00 dia masih sehat. Dia masih melakukan telpon dan video call dengan pacarnya. Pukul 11.00 dia diberitahu pihak universitas, katanya korban “Dia sakit. Tidak. Mereka diberitahu tak lama setelah itu dia meninggal,” kata Tommy.

Keluarga kemudian tiba di RS USU pada Rabu dini hari, 2 Oktober 2024, sekitar pukul 02.00 WIB. Keluarga membawa jenazah korban ke rumahnya, Jalan Mandiri, Desa Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

“Kami tanya ke dokter, katanya dokter tidak sempat menjaga korban untuk berobat,” kata Tomi.

Tommy mengaku belum bisa menyimpulkan Ade Nurul meninggal karena dianiaya. Namun Ade sempat bercerita kepada pacarnya bahwa dirinya sudah tidak nyaman lagi bersekolah di penerbangan Sumatra.

“Bukan kalau dihina, tapi kalau informasinya saya dapat di lain waktu ya. Di sana sudah risih dan risih. Tapi saya tidak bilang alasannya apa, karena korbannya rahasia,” kata Tomi. .

Karena kematian Ade Nurul dinilai tidak wajar, Tomi, perwakilan keluarga, menyarankan agar makam tersebut digali atau dimusnahkan kepada penyidik ​​polisi untuk diperiksa.

“Saya juga usulkan dilakukan penggalian, karena untuk memastikan kejahatannya atau tidak. Dari penggalian atau jenazah, saya baru tahu apa penyebab kematiannya. Saya masih menebak-nebak semuanya. Karena tidak ada otopsi atau otopsi. sudah dilakukan otopsi, saya belum tahu apa penyebab kematiannya,” kata Ade Nurul.

“Daripada kita berspekulasi soal buah manggis, kita minta digali. Kita otopsi dulu dan lihat penjelasannya,” kata Tommy.

kata Tommy sepekan setelah kematian Ade Nurul. Pihak keluarga terbang ke Sumatera untuk mengambil barang milik almarhum.

Versi keluarga model ini (kunci ponsel) sudah dibuka kuncinya, kata Tomi.

Tomi mengatakan, pihaknya bersyukur kasus tersebut mendapat perhatian khusus dari Polda Sumut. Ia mengungkapkan, pihak keluarga tengah diperiksa penyidik ​​Subdit Jantanras Reserse Kriminal Umum Polda Sumut.

Alhamdulillah kami mendapat respon yang baik dari Polda Sumut dan mendapat perhatian dari Kapolda Sumut. Besok mereka akan meminta keterangan kami di Jantanras Polda Sumut, kata Tomi.

Halaman berikutnya

Tomi menjelaskan, kasus tersebut bermula saat keluarga Ade Nurul mendapat telepon dari pihak sekolah pada Selasa malam, 1 Oktober 2024 pukul 23.00 WIB bahwa korban telah dipindahkan ke RS USU Kota Medan.



Sumber