Sesuai janjinya, mobil listrik asal Jerman ini siap diproduksi di Indonesia

Senin, 25 November 2024 – 16.30 WIB

VIVA – Indonesia memiliki beragam pilihan mobil listrik dari merek Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan China. Mobil ramah lingkungan ini ditawarkan dengan desain, spesifikasi, dan harga berbeda

Mobil listrik yang banyak dijual di Indonesia sebagian besar merupakan produksi lokal, seperti Hyundai, Wuling, Morris Garage, Neta, Chery, dan beberapa model yang dijual DFSK.

Mobil listrik yang diproduksi di Indonesia dengan TKDN (Tingkat Komponen Lokal) di atas 40 persen berhak mendapatkan tunjangan pemerintah berupa bebas bea masuk, PPnBM, dan diskon PPN 10 persen.

Oleh karena itu, tak heran jika mobil listrik merek ini memiliki harga yang lebih murah di kelasnya, berbeda dengan mobil listrik merek ini, kecuali BYD yang statusnya masih impor penuh atau CBU (Completely Built Up).

Melihat pertumbuhan mobil listrik yang menjanjikan di pasar Indonesia, ada beberapa merek yang berminat memproduksi produknya di dalam negeri, seperti Volkswagen yang saat ini disponsori oleh Grup Indomobil.

“Pada tahun 2026, kami akan memproduksi ID Buzz di pabrik PT National Assemblers di Cikampek, Jawa Barat. Investasi baru ini merupakan pabrik yang sama dengan tempat perakitan Tiguan All Space,” kata Badawi Marsahan, Head of Sales Volkswagen Indonesia, kepada wartawan. Dikeluarkan di ICE, BSD, Tangerang pada hari Senin tanggal 25 November 2024.

Selain kabar tersebut, sejak tahun 2021 lalu, merek asal Jerman tersebut mengumumkan akan merintis bisnisnya di Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, salah satunya akan memanfaatkan cadangan nikel Indonesia untuk memproduksi baterai EV.

Bahlil Lahadalia, saat masih menjabat Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), bertemu langsung dengan Thomas Schmall, CEO Volkswagen Group Components di Jerman.

“Saya datang ke sini langsung untuk menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia serius dengan rencana investasi Volkswagen di Indonesia,” kata Bahlil.

Ia mengaku telah mendorong Volkswagen untuk melaksanakan rencana investasi di industri pengolahan nikel, termasuk produksi bahan aktif katoda prekursor (PCAM) dalam negeri.

CEO Volkswagen Group Components Thomas Schmall mendapat angin segar atas tawaran tersebut. Ia berencana berinvestasi pada produksi baterai mobil listrik di Indonesia agar tidak hanya mengimpor bahan baku saja.

“Kami menantikan dukungan Kementerian Investasi/BKPM dalam memberikan pasokan bahan baku dan rekomendasi biaya berkelanjutan untuk produksi baterai pertama Volkswagen yang dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2025,” kata Thomas.

Baca juga:

BYD mampu menjual dua ribu mobil listrik dalam sebulan



Sumber