Membuat segalanya lebih mudah bagi anggota, digitalisasi menjamin keamanan yang lebih besar daripada uang tunai

Sabtu, 2 November 2024 – 17:13 WIB

Jakarta – Digitalisasi adalah sesuatu yang berlanjut hingga saat ini. Termasuk di sektor keuangan yang mengembangkan transaksi digital seperti QRIS. Dengan digitalisasi, bantuan ini dianggap jauh lebih aman dibandingkan bantuan tunai.

Baca juga:

Warga negara Indonesia ditangkap oleh imigrasi AS karena dugaan terlibat dalam ‘penipuan uang gelap’

Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (Apepi) Iskandar pada Sabtu dikutip mengatakan: “Positifnya, transaksi bisnis dan pendaftaran menjadi lebih mudah dan harus didorong secara maksimal. Keamanan juga lebih terjamin dibandingkan transfer tunai.” 2 November 2024.

Apepi dan Trans Digital Cemerlang (TDC) sepakat bahwa digitalisasi ini akan membantu dunia usaha dalam mencatat transaksinya. Hal ini mendapat sambutan positif dari para pengusaha.

Baca juga:

APDI Jakarta sepakat bahwa untuk memperbaiki ekosistem digital, pemerintah perlu melibatkan banyak pihak

Diakui Iskandar, hadirnya digitalisasi keuangan seperti QRIS sangat membantu pihaknya untuk mendaftarkan usaha di dunia usaha. Karena tidak perlu lagi menggunakan uang kertas.

“Ini akan membuat dunia usaha lebih praktis dan mungkin pemerintah akan lebih efisien karena hanya akan mencetak uang baru jika diperlukan dan akan mudah mendapatkan informasi tentang transaksi atau transaksi uang. Tentu saja bisa ditanyakan kepada pemerintah. langsung,” tambah Iskandar. .

Baca juga:

Bayar klaim asuransi alat berat senilai Rp 900 juta, asuransi BRI pastikan proses klaim tidak lama

Ia mengatakan, selama ini anggota Apepi terbantu dengan transaksi digital. Faktor keamanan menjadi salah satu alasan mengapa pelaku bisnis sering menggunakan transaksi digital.

Faktanya, tidak ada keluhan atau keberatan di lapangan mengenai transaksi digital dari anggota Apepi, kata Iskandar.

Pakar digital yang juga Managing Director TDC, Indra, berbagi beberapa hal yang perlu diketahui pelaku bisnis saat berinteraksi dengan penyedia layanan keuangan digital. Misalnya, perusahaan telah memiliki ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti suap, dan ISO 27001:2022 untuk sistem keamanan informasi.

“Khususnya untuk sistem keamanan informasi ISO, perusahaan melakukan sejumlah langkah seperti menetapkan kebijakan keamanan informasi, mengembangkan dan menerapkan kontrol keamanan yang sesuai, penilaian risiko, serta pemantauan dan peninjauan berkala. “Perusahaan kami dilengkapi dengan hal tersebut dan kami adalah anggota dari Asosiasi Kami Fintech Indonesia (AFTECH),” ujarnya.

Hal lain yang mungkin menjadi perhatian khusus adalah fitur aplikasi yang diusulkan. Ia mencontohkan aplikasi yang diterbitkan perusahaannya, yakni Posku Lite. Posku Lite yang menyediakan sistem pembayaran melalui QRIS membatasi waktu transaksi.

“Posku Lite menggunakan QRIS dinamis dengan waktu tunggu 2 menit. “Ini adalah langkah proaktif kami untuk mencegah penyalahgunaan yang lebih luas,” katanya.

Menurutnya, kerja sama dengan perusahaan digital juga perlu dilakukan. Terutama untuk menyediakan aplikasi dengan fitur yang lebih lengkap dan mudah dipahami. Ia kembali mencontohkan fitur Kasirku di Posku Lite yang menjadi fitur jualan utama.

Dengan fitur Kasirku, pengguna dapat secara fleksibel menerima pembayaran melalui tunai, QRIS, dan transfer bank.

“Fitur ini memudahkan merchant untuk mengubah atau menambahkan informasi harga produk,” tambahnya.

Soal kemudahan pelaporan keuangan (cash flow), Indra mengatakan fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Informasi setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, sehingga pengguna dapat dengan mudah meninjau aktivitas penjualannya.

“Proses penyelesaian moneter dalam waktu 24 jam setelah menerima pembayaran. “Dana otomatis terkirim ke rekening yang terdaftar,” tegasnya.

Indra mengatakan pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank, yakni sistem pembayaran online dengan menggunakan fasilitas perbankan. Dalam hal ini pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, finance dan voucher gaming.

“Semakin banyak manfaatnya, semakin mudah dan gratis penggunaannya, pasti masyarakat akan tertarik. “Transaksi digital adalah sebuah keniscayaan, mau tidak mau siklus perekonomian Indonesia semakin digital,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Pakar digital yang juga Managing Director TDC, Indra, berbagi beberapa hal yang perlu diketahui pelaku bisnis saat berinteraksi dengan penyedia layanan keuangan digital. Misalnya, perusahaan telah memiliki ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti suap, dan ISO 27001:2022 untuk sistem keamanan informasi.



Sumber