Sabtu, 16 November 2024 – 05:53 WIB
Sukabumi, VIVA – Ruang kelas SDN 3 Cikidang II yang terletak di Jalan Raya Cikidang KM 20, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat, 15 November 2024, tiba-tiba saat kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang berlangsung terjatuh.
Baca juga:
Pemerintah daerah menyatakan sistem zonasi PPDB konsisten dengan pemerataan akses dan kualitas pendidikan, namun terdapat kekurangan
“Siswa dan guru tidak mengalami luka dalam kejadian ini karena ruang kelas II sudah lama tidak digunakan karena kondisinya rusak dan rawan roboh. kejadian tersebut. “Tidak,” kata salah satu guru SDN 3 Ckidang Teti di Sukabumi, Jumat.
Menurut Teti, ruang Kelas II milik SD di Kecamatan Chikidang ini sudah setahun rusak, bahkan seluruh sudut ruangan sudah lapuk. Sehingga pihak sekolah memutuskan untuk tidak menggunakan ruang kelas mulai tahun 2023, karena akan roboh saat proses belajar mengajar.
Baca juga:
Sekolah Damai BNPT, benteng toleransi dan anti kekerasan sejak dini
Seiring berjalannya waktu, kondisi kerusakan ruang kelas ini semakin parah, dan sejak awal November, hujan deras yang turun hampir setiap hari di wilayah Distrik Ckidang semakin memperburuk kondisi bangunan tersebut.
Baca juga:
Gibran ingin membuat sekolah khusus bagi siswa korban kekerasan seksual
Ruang kelas ini roboh secara tiba-tiba sekitar pukul 11.00 WIB saat cuaca cerah. Namun, ia bersyukur kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena tidak ada orang di sekitar lokasi.
“Lima bulan lalu, kami mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten untuk merenovasi ruang kelas, namun tidak ada tanggapan. Dinas mungkin memprioritaskan pembangunan ruang kelas di sekolah lain yang roboh karena di Kabupaten Chikidang juga ada. Kali ini, ruang kelasnya dirusak beberapa sekolah yang ada,” imbuhnya.
Sementara itu, warga SDN 3 Cikidang Nanang Suherman mengatakan, terjadi keributan saat ruang kelas ambruk sehingga menimbulkan kepanikan siswa, guru, dan warga sekitar.
Kondisi ruang kelas II ini sudah lama rusak parah dan dikosongkan pihak sekolah. Padahal, dua hari lalu atau Rabu (13/11), sekelompok orang tua dan guru berdiskusi tentang kondisi ruang kelas yang rusak. Bahkan, permohonan perbaikan juga sudah dikirimkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi. (semut)
Halaman selanjutnya
“Lima bulan lalu, kami mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten untuk merenovasi ruang kelas, namun tidak ada tanggapan. Dinas mungkin memprioritaskan pembangunan ruang kelas di sekolah lain yang runtuh, seperti yang ada di Distrik Chikidang. di saat yang sama, ruang kelas dirusak beberapa sekolah,” imbuhnya.