Timeline penembakan polisi terhadap pelajar di Semarang

Selasa, 26 November 2024 – 00:04 WIB

Semarang, VIVA – Seorang siswa SMKN 4 Semarang meninggal dunia akibat luka tembak di bagian pinggul pada Minggu 24 November 2024 sekitar pukul 01.58 WIB.

Baca juga:

Usman Hamid: Banyak polisi yang kesal, harus memenangkan calon tertentu di pilkada

Korban berinisial GRO (17) tewas ditembak petugas polisi saat terlibat tawuran di Paramount, Kecamatan Semarang Barat.

Baca juga:

Sebelum ditembak mati AKP Dadang, Kompol Ulil mengaku pekerjaannya berat dan meminta izin berhenti menjadi polisi.

Kapolres Semarang Kompol Irwan Anwar mengatakan, petugas harus mengambil tindakan tegas karena pelaku tawuran menyerang polisi.

Irwan menjelaskan, pada hari kejadian, polisi menyebut terjadi perkelahian di beberapa tempat. Adapun pada peristiwa Paramount, saat itu terjadi perkelahian antara dua kelompok remaja.

Baca juga:

Judi online mulai menyasar komunitas motor begini

Kedua kelompok tersebut adalah geng Saroja dan geng Tanggul Pojok. Saat itu, korban tergabung dalam komplotan Tanggul Pojok.

Saat terjadi perkelahian, polisi berusaha membubarkannya. Namun yang terjadi justru petugas polisi yang diserang oleh pelaku tawuran.

“Korban ini kebetulan dari komplotan Tanggul Pojok. Petugas polisi muncul saat dua geng gangster sedang berkelahi. Lalu ada upaya intervensi, tapi ternyata petugas polisi dilaporkan diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas (penembakan), katanya dalam layanan pers Polrestabes Semarang, Senin, 25 November 2024. .

Setelah beberapa kali terjadi perkelahian pada hari itu, polisi menetapkan 12 anak sebagai tersangka. Empat dari belasan remaja itu terlibat perkelahian yang melibatkan korban.

“Jadi sedang kita dalami bagaimana penanganan ketiga kejadian tersebut, kita akan cari tahu siapa saja yang terlibat,” ujarnya.

Polisi menyita sejumlah senjata tajam dari orang-orang yang terlibat tawuran. (Foto)

Polisi menyita sejumlah senjata tajam dari orang-orang yang terlibat tawuran. (Foto)

Foto:

  • ANTARA Foto/Julius Satria Vijaya

Lebih lanjut, Irwan menyatakan, pengobatan tidak dilakukan secara terang-terangan karena permintaan keluarga korban.

“Ada kabar dari keluarga korban kejadian ini, tidak diekspos, betul. “Kami memahami mereka juga berduka, sehingga kami meminta teman-teman untuk menunda pembebasan ini sambil menunggu penyidikan di Semarang Utara terungkap juga,” ujarnya.

Laporan: Didiet Kordiaz/ tvOne Semarang

Halaman berikutnya

Setelah beberapa kali terjadi perkelahian pada hari itu, polisi menetapkan 12 anak sebagai tersangka. Empat dari belasan remaja itu terlibat perkelahian yang melibatkan korban.

Laga Liga 1 ditunda karena jadwal Liga Champions AFC 2, pemain Persib terhindar dari risiko cedera



Sumber