Waspadalah terhadap penipuan! Kenali tanda-tanda berita palsu

Jakarta – Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan masyarakat mengakses berbagai informasi dengan mudah dan cepat. Namun kemudahan ini juga membawa permasalahan, antara lain penyebaran informasi palsu atau “misinformasi”.

Baca juga:

Penipuan merajalela, pelajar dituntut memiliki keterampilan kritis untuk menghadapi kemajuan teknologi

Terkait penyebaran informasi palsu atau misinformasi, Vice President CYBERCREASE Mira Sahid meminta masyarakat berhati-hati dalam memisahkan informasi, terutama informasi dari media digital.

Meera sendiri memberikan beberapa tips agar masyarakat bisa mengetahui apakah konten yang dibagikan di media sosial merupakan berita palsu atau bukan. Pertama, kata Meera, periksa dulu judul konten yang dibagikan di media sosial.

Baca juga:

Pesan Berantai FIFA Bahrain Putuskan Kalah Bahrain ke Timnas Indonesia, Benarkah?

“Lihat konten penipuan atau tidak, lihat artikelnya. Lihat judulnya saja sudah mengkhawatirkan,” ujarnya dalam acara diskusi #SalingTake Care bersama TikTok “Mengembangkan Kebiasaan Berpikir Kritis untuk Menghindari Penipuan” di kawasan Tamrin Central Jakarta, Kamis 7 November 2024.

Selain itu, kata Mira, Anda juga bisa memperhatikan riwayat publikasi artikel yang tersebar di media sosial. Mulai saat ini kita bisa mengecek apakah artikel atau informasi tersebut palsu atau tidak. Selain itu, Anda juga dapat melihat foto-foto terlampir menggunakan fitur Google Image.

Baca juga:

Pemerintah sedang melatih ratusan ribu orang untuk menjadi ‘Ninja Digital’

“Masyarakat bisa melihat apakah sumber foto itu diambil saat acara atau hanya kutipan dari orang lain. Lalu kita ciptakan pemikiran kritis dan bandingkan dengan platform lain,” ujarnya.

Lebih lanjut Meera menjelaskan, masyarakat juga diminta untuk tidak langsung percaya dengan berita yang diunggah oleh salah satu media. Ada baiknya mempertimbangkan berita dari media terpercaya lainnya.

“Kalau yang menulis cerita itu sudah ada di sejumlah media, kecil kemungkinannya itu hoax,” ujarnya.

Selain itu, kami juga melihat domain link berita, selain itu kami juga memperhatikan bahasa penyampaian berita tersebut. Biasanya, kata Mira, berita yang benar disampaikan dalam bahasa Indonesia standar.

“Kalau screenshot beritanya kita dapat, kita harus cek link aslinya apa, karena judulnya bisa diubah dengan verifikasi (enkripsi khusus),” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan juga mengungkapkan bahwa TikTok juga memperkenalkan sejumlah fitur keamanan dan sumber daya yang tersedia di aplikasi tersebut.

Fitur dan sumber daya tersebut tidak hanya untuk melindungi pengguna dan masyarakat Indonesia dari informasi palsu, namun juga untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menyaring informasi dari konten yang diunggah pengguna di platform, antara lain:

1. Menandai akun dan konten

TikTok menampilkan profil tokoh masyarakat (seperti selebritas, tim olahraga, atau merek) dengan tanda centang “Terverifikasi” untuk memastikan akun tersebut sah. Centang tersebut tidak dapat dibeli dan harus melalui proses verifikasi oleh tim TikTok. Selain itu, TikTok juga akan secara otomatis menampilkan konten buatan AI sehingga pengguna mengetahui bahwa konten yang ditonton adalah buatan mesin.

2. Tanda peringatan

Platform ini juga menandai video yang belum diverifikasi dengan ikon peringatan di bagian atas agar mudah dilihat oleh pengguna. Misalnya, pada pemilu Indonesia yang berlangsung pada 28 November 2023 hingga 15 Februari 2024, terdapat 9,5 juta video yang diberi “Tag Peringatan” untuk memberi tahu pengguna bahwa konten yang mereka tonton tidak dapat diverifikasi.

3. Fitur “Tidak Menyenangkan”.

Terkadang pengguna menemukan konten yang tidak sesuai dengan minatnya. Oleh karena itu, platform ini juga menawarkan fitur “Tidak relevan”, sehingga pengguna dapat menunjukkan ke sistem rekomendasi TikTok bahwa mereka tidak merekomendasikan konten serupa untuk Anda di halaman mereka. Fitur ini juga dapat digunakan jika pengguna ingin menghindari konten yang tidak pantas atau dibuat-buat.

4. Fitur “Laporan”.

Menjaga platform tetap aman dan nyaman serta #Melindungi satu sama lain dari misinformasi memerlukan upaya multi-pemangku kepentingan. Jika pengguna menemukan konten yang mereka curigai palsu atau melanggar pedoman komunitas, pengguna dapat segera melaporkan pelanggaran tersebut ke TikTok dengan mengklik tombol “Laporkan”. Nantinya, segala jenis konten yang dilaporkan, komentar, dan sesi LIVE akan ditinjau lebih lanjut oleh tim moderasi TikTok.

5. Halaman Sumber Daya Kustom

TikTok terus bekerja sama dengan para ahli dan organisasi pemeriksa fakta di seluruh dunia untuk menghubungkan pengguna dengan informasi yang andal dan berwibawa. Misalnya pada Pilkada tahun ini, TikTok memperkenalkan Pusat Bimbingan Pilkada 2024, yaitu halaman khusus di aplikasi yang menyajikan informasi terpercaya dan resmi mengenai proses pelaksanaan Pilkada 2024, hasil kerja sama dengan Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bavaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.

Halaman selanjutnya

Selain itu, kami juga melihat domain link berita, selain itu kami juga memperhatikan bahasa penyampaian berita tersebut. Biasanya, kata Mira, berita yang benar disampaikan dalam bahasa Indonesia standar.



Sumber