Jumat, 8 November 2024 – 04:46 WIB
Jakarta – Mengunggah foto ke media sosial merupakan hal yang lumrah dilakukan orang. Beberapa konten yang diunggah bermula dari momen santai di dalam maupun luar negeri. Atau bahkan mengunggah kehidupan pribadi seperti meraih prestasi atau bisa membeli barang yang diinginkan adalah hal yang lumrah.
Baca juga:
Apakah Anda bermain TikTok setiap hari? Inilah dampak yang perlu Anda ketahui!
Namun sayangnya, beberapa pengikut kami tidak berkomentar di bulan Juli. Beberapa di antara mereka bahkan tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyakitkan hati. Jadi mengapa demikian? Pindah lagi, oke?
Guru Hanan Attaki berbicara tentang hal ini. Ia mengungkapkan, yang sering mengkritik orang yang mengunggah kehidupannya di media sosial adalah orang yang iri dan iri.
Baca juga:
Polisi Sumut menangkap seorang mahasiswi yang diduga mempromosikan 5 situs judi, ini gajinya
Guru Hanan Attaki mengutip dari klip video yang diposting di akun gosip @. “Kenapa orang merasa sedikit sedih dengan orang yang memposting tentang kehidupan bahagianya di media sosial? Kenapa? Mereka iri melihat kebahagiaan orang lain.” Lambegosiip.
Baca juga:
Combes Latif Ungkap Fakta Mengejutkan Seputar Mobil Drift di Sirkuit HI
Lebih lanjut Ustaz mengungkapkan, jika tidak iri dengan unggahan orang lain, maka kami tidak akan berkomentar positif terhadap unggahan tersebut. Lagi pula, katanya, tidak, kami tidak melewatkan apa pun ketika orang lain mengunggah foto-foto bahagia di jejaring sosial.
“Kalau nggak cemburu ya nggak apa-apa. Kalau dia posting tentang hidup bahagianya, kita apa? Apa yang salah dengan kita? Kalau kita tidak cemburu ya,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, ketika melihat pesan kehidupan pribadi seseorang, hendaknya hal tersebut menjadi motivasi bagi Anda agar bisa mengikuti kesuksesan orang tersebut.
“Secara pribadi, jika saya melihat seseorang memposting sesuatu tentang kehidupan yang tidak saya miliki, itu seharusnya menjadi motivasi bagi saya. ‘Oh, dia bisa melakukannya, saya bisa melakukannya,’ bukan ‘bagaimana dia bisa melakukannya?’ “. pamer begini” begini” akhirnya jadi ujaran kebencian, “pasti akibat korupsi, pasti perempuan” bla. .
Guru Hanan Attaki juga menjelaskan ketika kita menyikapi pesan kesuksesan seseorang dengan lebih cerdas. Kita bisa mengetahui bagaimana orang tersebut berhasil dan mengikutinya.
“Seharusnya, ‘Oh, dia hebat, dia bisa melakukannya.’ Dia harus punya pekerjaan bagus, dia harus pintar, dia harus berusaha. Saya juga ingin melakukan hal-hal baik”. Akhirnya, kita memiliki pengalaman seseorang yang menjadi super kaya” katanya.
“Oh ternyata dia suka mengasuh anak untuk ibunya, bersedekah, aduh, hari yang luar biasa dia membantu ratusan anak yatim piatu. Akhirnya kita mendapat ilham, kalau kita tidak iri, tapi kalau kita iri, melihatnya merugikan diri sendiri. Jangan khawatir kalau kita sendiri yang sakit, kita tidak bersikap seperti itu di luar,” lanjut Ustaz Hanan Attaki.
Halaman selanjutnya
Sumber: Freepik.com