Ahmed Sahrani memperingatkan petugas polisi agar tidak membawa senjata: Senjata itu panas dan berbahaya

Selasa, 26 November 2024 – 11:01 WIB

Padang, VIVA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengunjungi gedung Mapolda Sumbar pada Senin, 25 November 2024.

Baca juga:

Menko Polkam Budi Gunawan meminta AKP Dadang dijerat sejumlah pasal jika ada polisi yang menembak polisi.

Sahrani dan rombongan datang untuk menyelidiki penembakan tewas Kompol Rayanto Ulil Anshar, Kanit Reskrim Polres Solok Selatan. Tersangka tak lain AKP Dadang Iskandar, Kasat Operasi Polres Solok Selatan.

Usai bertemu Kapolda Sumbar dan terduga AKP Dadang, Sahroni kepada awak media meminta Kapolda Sumbar mengimbau seluruh anggota yang membawa senjata untuk meminimalkan pikiran dan hati.

“Senjata yang kami bawa panas dan berbahaya. Yang terjadi kemarin adalah pembunuhan. Kami berharap tidak ada kejadian lain terkait (penembakan) beberapa hari terakhir ini,” kata Sahrani, Senin, 25 November 2024.

Baca juga:

Kapolri memerintahkan 2 jenderalnya terjun langsung ke Sumbar terkait penembakan polisi.

Anggota mengatakan Sahrani harus memiliki integritas untuk memiliki senjata. Namun, kita tidak mengetahui dan memahami hati dan pikiran orang-orang di saat-saat kesalahan.

“Jadi jangan pernah menuduh, ooo anggota tidak boleh membawa senjata, tidak boleh. Itu aturannya. Mereka sudah membawa senjata. Sekarang biarkan proses ini terus berlanjut,” pungkas Sahrani.

Baca juga:

DPR Minta Kapolda Tutup Seluruh Tambang Ilegal di Sumbar: Sapu Siapa Pendukungnya!

6 kasus penembakan polisi di Indonesia, beberapa di antaranya menggemparkan masyarakat

Di Indonesia, penembakan yang dilakukan polisi terhadap rekan-rekan mereka telah menjadi perhatian publik. Pasalnya, hal itu sering terjadi dan dilatarbelakangi masalah pribadi.

img_title

VIVA.co.id

26 November 2024



Sumber