Rabu, 27 November 2024 – 16:32 WIB
Jakarta – Desa Tavangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjelma menjadi sentra hortikultura yang modern dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan melalui program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (Tameng).
Baca juga:
Menteri Pimpin Implementasi Kebijakan Keringanan Utang UMKM Maman: Mereka Hidup Kembali
Dwi Satriyo Annurogo, CEO Petrokimia Gresik, mengatakan melalui program inovatif ini, mereka mampu mengubah Desa Tavangargo menjadi pusat budidaya tanaman hortikultura, sekaligus menjadi model masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Program tameng pada awalnya merupakan solusi peningkatan produktivitas hortikultura dengan pendekatan pertanian cerdas iklim.
“Keberhasilan tahap awal ini terus mendorong kami untuk berinovasi dalam program Perisai. Bersama para petani pendukung, kami berupaya mengubah Tawangargo menjadi hub hortikultura yang modern dan ramah lingkungan,” kata Dwi dalam keterangannya. keterangannya, Rabu 27 November 2024.
Baca juga:
HUT ke-48 Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Penguatan Kerjasama Bidang Pertanian
Dijelaskannya, beberapa inovasi baru ramah lingkungan tengah diterapkan dalam program Qalqan. Di antaranya penggunaan sel surya berkekuatan 1.000 watt (W) dengan menggunakan enam panel surya dan empat baterai yang mampu menggerakkan berbagai peralatan dan mesin pertanian (alcintan).
Perusahaan menggalakkan penggunaan energi terbarukan dengan mengganti sumber listrik dengan sumber energi surya untuk operasional pertanian dalam pengoperasian sejumlah peralatan. Ini termasuk pompa air, air menetes, memercik dan lainnya.
Baca juga:
Vahono-Nurul ingin mengembangkan sektor pertanian Bojonegoro, itu saja
Selain itu, program ini dilengkapi dengan pabrik pengolahan limbah pertanian yang mampu menghasilkan pupuk organik cair dan agen hayati, yang dapat digunakan untuk produksi pertanian. Produk pertanian yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi produk hilir yaitu mie sayur. Mie terbuat dari sayuran mentah yang ditanam di Tameng, yang dapat digunakan untuk berbagai masakan.
“Saya juga mengapresiasi penggunaan pelapis fly ash dan bottom ash (FABA) dari Petrokimia Gresik. Inovasi ini mampu menghasilkan produk bernilai tambah dari limbah produksi,” ujarnya.
Perusahaan juga sedang mengembangkan Shield Pertanian Presisi Cerdas sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Petrokimia Gresik mendorong pemulihan petani dengan menciptakan iklim pertanian modern. Selain itu, menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan pelatihan yang membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.
Perusahaan juga membantu petani mengadopsi berbagai teknologi terkini, termasuk Internet of Things (IoT), sistem irigasi tetes, dan peralatan pengujian tanah, yang membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan mempermudah pekerjaan petani.
“Penerapan teknologi ini membangkitkan minat para petani muda untuk berkontribusi pada dunia pertanian,” kata Dvi Satriyo.
Melalui program ini, lanjutnya, mampu menciptakan kemandirian ekonomi bagi petani serta memberikan dampak positif yang bertahan lama. (semut)
Halaman selanjutnya
“Saya juga mengapresiasi penggunaan pelapis fly ash dan bottom ash (FABA) dari Petrokimia Gresik. Inovasi ini mampu menghasilkan produk bernilai tambah dari limbah produksi,” ujarnya.