Riza Patria menyebut ada kecurangan di Pilkada Jakarta: politik uang di surat suara

Kamis, 28 November 2024 – 08:07 WIB

Jakarta – Ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur-kawagub DKI nomor urut 01 Ridwan Komil (RK)-Suswono, Ahmad Riza Patria membeberkan dugaan kecurangan di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga:

Hitung Panduan C1, Aria Bima PDIP andalan Pramono-Rano menang satu putaran

Ia mengaku menerima sejumlah temuan terkait dugaan penipuan tersebut, mulai dari praktiknya kebijakan moneter atau kebijakan moneter untuk mendistribusikan kebutuhan dasar.

“Memang penipuan masih terus terjadi, seperti yang kami sampaikan pada konferensi pers di ruangan ini kemarin. kebijakan moneter dan juga distribusi sembako untuk mempengaruhi,” kata Riza Partai Golkar dalam jumpa pers yang digelar di kantor DPD, Jakarta Pusat, Kamis, 28 November 2024.

Baca juga:

Pemimpin Kabupaten Sukoharjo yang didukung 7 partai besar juga kalah kotak kosong di 12 TPS.

Misalnya saja, ribuan pulau yang dikatakannya memiliki distribusi kebutuhan pokok yang terjadi pada masa damai. Menurut Ariza, hal tersebut merugikan proses pilkada di DKI Jakarta.

Ketua Tim Pemenang RK-Suswono Ahmad Riza Patria Partai Golkar di Kantor DPD, Jakarta Pusat, Senin 25 November 2024

Baca juga:

Bakhtli Hakim-Syaefudin dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Indramayu 2024 setelah meraih 68,15% suara

Dan ternyata dugaan kami benar dan kemarin di beberapa tempat termasuk Kepulauan Seribu banyak ditemukan sembako yang siap disalurkan, hal ini menjadi salah satu faktor yang menghambat proses pilkada di DKI Jakarta. masih ada yang menggunakannya secara curang, yakni kebijakan moneter dan pembagian sembako pada hari tenang,” ujarnya.

Tak hanya itu, Ariza mengatakan partainya telah mengungkap dugaan penipuan penyalahgunaan surat suara tidak sah calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 03 Pramono Anung-Rano Karno.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Riza Patria, Kertanegara IV, Jakarta Selatan

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Riza Patria, Kertanegara IV, Jakarta Selatan

“Di Pinang Ranti termasuk. Kalau lihat videonya, bayangkan videonya jelas sekali, pemungutan suara dibatalkan, tapi di surat suara dicantumkan nomor tiga. Artinya ada penipuan,” ujarnya.

“Kami ingin KPU, Bawaslu, aparat mengusut kenapa ada surat suara yang diberi tanda sebelum digunakan. Ini bentuk penipuan yang sangat nyata, pertama pendistribusian sembako, kedua, kebijakan moneterKetiga, surat suara sudah diberi tanda sebelum digunakan KPU, namun diberi tanda nomor ketiga, pungkas Ariza.

Halaman selanjutnya

Sumber: VIVA/Yeni Lestari

Halaman selanjutnya



Sumber