Jumat, 29 November 2024 – 05:18 WIB
Jakarta – PDI Perjuangan (PDIP) mengungkapkan mampu bertahan dari banyaknya kepungan Pilkada serentak di tahun 2024, namun PDIP menegaskan masih beruntung bisa bertahan karena masih banyak masyarakat Indonesia yang mendukung.
Baca juga:
Koster yang menguasai seluruh wilayah meminta maaf kepada masyarakat Bali
Hal itu disampaikan langsung oleh Sekjen PDIP Hasto Cristianto. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang bersedia memberikan dukungannya.
Berkat campur tangan Polri dan Pj Gubernur Pilka, masyarakat Indonesia dinilai siap mendukung PDIP di tengah kegelapan demokrasi.
Baca juga:
PDIP: Jateng bukan kandang banteng, tapi kandang “pesta coklat”.
“Ini mencerminkan besarnya dukungan rakyat, bahkan basis PDI Perjuangan semakin meluas,” kata Hasto kepada wartawan, Kamis, 28 November 2024.
Baca juga:
Tanggapan Dasco atas pernyataan Megawati soal penempatan perwira di Pilkada Jateng
Hasto pun mencontohkan, yakni Depok di Pilwalkot. Pilwalkot Depok kini berhasil menumbangkan basis PKS.
Selain itu, basis PDIP berpeluang memenangkan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Gunung Kidul yang sepanjang sejarah selalu dimenangkan oleh Partai Golkar.
Namun kali ini yang terang-terangan menentang campur tangan Jokowi dalam Pilpres adalah Inda Subekti, Saudari. “Masyarakat Gunungkidul diketahui mendukung mereka yang berani memenangkan adik Indah Subekti dan melawan berbagai intimidasi,” ujarnya.
Kader PDIP Hasto juga menyinggung kemenangan Masinton Pasaribu di Tapanuli Tengah. Masinton, kata Hasto, menjadi simbol perlawanan yang sangat kritis terhadap Jokowi, namun nampaknya masyarakat mendukungnya.
Kemudian, Kota Tebing Tinggi yang sepanjang sejarahnya tidak pernah memiliki pemenang PDIP, kini memilih Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih sebagai Wali Kota.
Begitu pula di daerah seperti Papua Utama, kita menghadapi mantan Kapolda yang mengalami berbagai bentuk intimidasi seperti Papua Utama, dan mereka melakukan perlawanan dengan memenangkan kader PDI Perjuangan, katanya.
Oleh karena itu, totalnya didasarkan pada pengulangan temporal. Jika dulu PDIP hanya memenangkan 6 gubernur, kini kita memenangkan 14 provinsi. “Saat itu personelnya hanya sekitar 5 orang, sekarang menjadi 9 orang,” lanjutnya.
Kemudian, kata Hasto, PDIP juga di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Dataran Tinggi Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat berhasil meraih kemenangan. .
“Jadi kenapa PDIP menang banyak di Papua karena Papua sudah menjadi simbol eksploitasi. Berbagai upaya pembangunan infrastruktur jalan menjadi bagian dari kepentingan oligarki dalam memperluas pemanfaatan sumber daya alam di Papua. “Jadi mereka akan merespons dengan menang di PDIP, termasuk di Sumbar, yang menunjukkan semakin meluasnya basis PDIP,” imbuhnya.
Politisi PDIP menyebut PDIP menang di Provinsi Riau. Menurutnya, kemenangan ini merupakan kali pertama UzKDP memenangi pemilu legislatif dan gubernur.
Artinya, ini juga menunjukkan bagaimana bull pen meningkat ketika mencoba mengambil alih bull pen. “Bahkan, dukungan manusia telah meluas hingga mencakup kandang banteng di wilayah Sumatera,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
Kemudian, Kota Tebing Tinggi yang sepanjang sejarahnya tidak pernah memiliki pemenang PDIP, kini memilih Ketua DPC PDIP Imam Irdian Saragih sebagai Wali Kota.