Dibuka Merah, IHSG diperkirakan masih melemah

Jumat, 29 November 2024 – 09:05 WIB

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada Jumat 29 November 2024 turun 32 poin atau 0,45 persen menjadi 7.168 poin.

Baca juga:

Simak analisa ramalan IHSG Perkasa, 5 rekomendasi saham favorit.

Kepala departemen penjualan ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG memperkirakan pelemahan masih berlanjut pada perdagangan hari ini.

“IHSG hari ini diperkirakan masih akan melemah,” kata Fannie dalam catatan riset hariannya, Jumat, 29 November 2024.

Baca juga:

Unilever (UNVR) akan membagikan dividen interim bulan depan sebesar Rp 1,56 triliun

Pasar saham Asia beragam pada hari Kamis, dengan dolar AS dalam posisi defensif setelah data AS menunjukkan upaya untuk memperlambat inflasi menemui hambatan, bahkan ketika perekonomian tetap kuat.

Baca juga:

Anak usaha Sinarmas Group itu membagikan dividen interim dengan harga Rp 243 per saham.

“Hal ini menimbulkan ketidakpastian mengenai tindakan The Fed tahun depan. Dengan libur Thanksgiving, AS diperkirakan akan mengurangi aktivitas perdagangan pada akhir minggu,” ujarnya.

Indeks Nikkei 225 Jepang menguat sebesar 0,56%, indeks Kospi Korea Selatan sebesar 0,06%, indeks ASX 200 Australia sebesar 0,45%, dan indeks FTSE Straits Times sebesar 0,43%. Sedangkan Hang Seng Hong Kong melemah 1,20 persen, indeks CSI 300 China melemah 0,88 persen, dan indeks Taiex Taiwan melemah 0,16 persen.

Sentimen investor masih lemah di tengah kekhawatiran mengenai potensi perang tarif yang berasal dari kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump. Data Rabu lalu menunjukkan belanja konsumen AS naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada Oktober 2024.

Di sisi lain, bank sentral Korea Selatan memangkas suku bunganya untuk kedua kalinya berturut-turut sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi dan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.

Level support IHSG 7245-7278 dan level resistance 7178-7133, ujarnya.

Halaman berikutnya

Sentimen investor masih lemah di tengah kekhawatiran mengenai potensi perang tarif yang berasal dari kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump. Data Rabu lalu menunjukkan belanja konsumen AS naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada Oktober 2024.

Halaman berikutnya



Sumber