Elit PDIP Ungkap Dugaan Kecurangan Pilgub Sumut, Ingin Informasikan ke Bawaslu

Jumat, 29 November 2024 – 10:40 WIB

Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saeful Hidayat memberi tahu Bawaslu tentang penipuan yang dilakukan kubu Bobby Nasution pada Pilgub Sumatera Utara (Sumut) 2024.

Baca juga:

Airin Banten Kalah Pilgub Versi Quick Count, PDIP Sebut Anomali dan Bawa ke Mahkamah Konstitusi

Berbagai cara dilakukan untuk memenangkan Bobby Nasution dengan cara menipu melalui pesta coklat (parkok), bansos, PJ ke provinsi dan desa, kata Djarot dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat. 29 November 2024.

Djarot menjelaskan, ada klaim intimidasi yang dilakukan Partai Cokelat untuk dijadikan kelompok sukses dalam pemungutan suara yang dilakukan pemerintah desa di Sumut. Bahkan di kantor polisi diduga ada oknum yang mengamankan suara Bobby. Namun, Djarot mengatakan pihak yang mengetahui hal tersebut berusaha membungkamnya.

Baca juga:

Hasto: Pilkada 2024 akan menambah kandang banteng

“Saya bertemu dengan beberapa teman saya di sana, termasuk beberapa warga desa yang takut dengan Parkok, dan saya katakan sebaiknya saya angkat bicara dan siap bersaksi,” kata Djarot.

Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP Partai Rakyat Demokrat (tengah)

Foto:

  • VIVA.co.id/Terima kasih Inspirasi Fatahillah

Baca juga:

Koster yang menguasai seluruh wilayah meminta maaf kepada masyarakat Bali

Namun, dia mengatakan beberapa pihak yang mengetahui hal itu takut mengungkap dugaan penipuan tersebut.

“Kenapa dia takut? Karena mereka dicari dan ditemukan kekurangannya, terutama di pemerintahan dan anggaran desa. Itu semua membuat mereka takut. Ini bentuk intimidasi yang nyata, dan dia bilang ke saya: “Maaf Pak Djarot , saya berani, “Tidak bisa,” kata Djarot.

Namun, Djarot menyebut tim PDIP di Sumut sudah mengumpulkan bukti-bukti. Bukti-bukti tersebut kemudian akan diserahkan ke Bawaslu.

“Teman-teman di Sumut mengumpulkan bukti-bukti, termasuk beberapa bentuk rekaman video, kemudian mengorespondensi semua rencana tersebut dan melaporkan ke Bavaslu,” kata Djarot.

Djarot pun berharap laporan tersebut bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur. Meski Djarot menduga ada oknum penyelenggara pemilu yang “dingin”.

Masalahnya, penyelenggara pemilu ada yang masuk angin. Makanya laporannya diabaikan, kata Djarot.

Berdasarkan temuan tersebut, Djarot mengingatkan bahwa menang dan kalah dalam demokrasi adalah hal yang lumrah. Namun, ia mengisyaratkan kecurigaan bahwa cara yang dilakukan kubu Bobby untuk menang dinilai tidak wajar.

Pertanyaannya adalah apakah nilai-nilai dan norma-norma demokrasi di negara ini dapat terimplementasi dengan baik atau tidak, lanjut Djarot, dalam memenangkan proses demokrasi di tanah air.
“Memenangkan pasangan calon tertentu juga memposisikan moral seseorang,” ujarnya.

Sejumlah lembaga riset melakukan perhitungan cepat jelang Pilgub Sumut, dan hasilnya pasangan calon nomor urut 1 Bobby Nasution-Surya punya keunggulan signifikan dibandingkan rivalnya yakni Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.

Salah satunya indeks politik Indonesia dengan data 100 persen, Bobby-Surya sebesar 62,71 persen. Sedangkan duo Edy-Hasan memperoleh 37,29%.

Halaman berikutnya

“Teman-teman di Sumut mengumpulkan bukti-bukti, termasuk beberapa bentuk rekaman video, kemudian mengorespondensi semua rencana tersebut dan melaporkan ke Bavaslu,” kata Djarot.

Halaman berikutnya



Sumber