Pelajari tanda-tanda awal HIV/AIDS dan cara efektif mengatasinya sebelum terlambat!

Jakarta – HIV/AIDS seringkali terlambat terdiagnosis karena masyarakat tidak memahami gejala awal. Banyak orang yang memahami bahwa penyakit ini sudah memasuki tahap serius, yakni AIDS.

Baca juga:

#ForABetterWorld bersamaan dengan kampanye #NoStigma untuk menghilangkan stigma terhadap HIV dan AIDS

Stigma negatif dan kurangnya pendidikan memperburuk situasi. Orang yang terinfeksi sering kali menghadapi diskriminasi sosial, bahkan dari orang terdekatnya.

Faktanya, HIV bukanlah akhir dari segalanya, dengan pengobatan yang tepat, kondisi tersebut dapat dikelola dengan baik. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.

Baca juga:

Hati-hati: terlalu sering memasukkan tangan ke kemaluan pasangan bisa berakibat fatal, apa itu?

Mari kita pahami tentang HIV dan AIDS dari video yang diberikan oleh dokter. Danny Jolanda, Sp.PD, FINASIM Siloam Hospitals Channel YouTube yang memungkinkan Anda mempelajari lebih lanjut tentang HIV/AIDS dan pengobatannya.

Membantu mereka yang mengidap HIV/AIDS daripada menjauhkannya

Foto:

Baca juga:

Apa itu kanker penis? Pertimbangkan alasannya dan cara mencegahnya

1. Perbedaan HIV dan AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini merusak sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi.

Jika HIV tidak diobati dengan baik, maka dapat berkembang menjadi AIDS (Sindrom defisiensi imun didapat), ini merupakan tahap terakhir dari infeksi HIV, yang membuat tubuh sangat rentan terhadap penyakit serius.

Dr. Danny Jolanda, Sp.PD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospitals menjelaskan: “AIDS adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh melemah parah akibat infeksi HIV. Namun, belum tentu pengidap HIV akan langsung mengidap AIDS. Dengan pengobatan yang tepat, HIV dapat dikendalikan sebelum menjadi AIDS.”

2. Siapa yang berisiko terkena HIV/AIDS?

Orang yang melakukan perilaku berisiko tinggi sangat rentan terhadap penularan HIV.

Kelompok yang paling berbahaya adalah mereka yang sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa pelindung, jarum suntik, atau ibu yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus kepada anaknya saat melahirkan atau menyusui.

Dr. Dani menambahkan: “Yang berisiko adalah mereka yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman, seperti kondom, atau berbagi jarum suntik. Bagi ibu hamil yang tertular, virus dapat menular ke bayinya, namun dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan dapat dikurangi.”

HIV/AIDS tidak menular melalui cara ini

HIV/AIDS tidak menular melalui cara ini

Foto:

  • VIVA.co.id/Anisa Widiarini

3. Stigma palsu mengenai HIV/AIDS

Banyak orang yang masih percaya bahwa HIV dapat menular melalui kontak biasa, seperti berciuman atau berbagi makanan. Faktanya, HIV hanya bisa menular melalui darah, cairan tubuh, atau hubungan seks tanpa kondom.

“Penularan HIV tidak hanya terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang sakit, misalnya melalui ciuman atau sentuhan. HIV hanya menular melalui hubungan seksual atau transfusi darah yang terkontaminasi,” kata dokter. Dani menjelaskan.

4. Apa itu Persiapan HIV?

PrEP (pre-exposure prophylaxis) adalah pengobatan yang dapat mencegah penularan HIV pada orang yang berisiko tinggi, seperti pasangan pengidap HIV atau orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual. Dengan meminum obat PrEP secara teratur, seseorang dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV lebih dari 90%.

Menurut Dr. Dani, “PrEP merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif. Namun, penting untuk selalu memadukannya dengan penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan.”

5. Cara mengatasi HIV

Infeksi HIV tidak dapat disembuhkan, namun dengan terapi antiviral (ARV), pasien dapat mengelola kondisinya dan menjalani hidup sehat.

Untuk menurunkan jumlah virus dalam tubuh dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat, obat ARV sebaiknya diminum secara rutin sepanjang hidup.

Dr. Dani menunjukkan, “Jika HIV terdeteksi, segera mulai pengobatan ARV. Pengobatan ini harus dilakukan seumur hidup. Namun, jika dilakukan dengan baik, kualitas hidup pasien HIV dapat meningkat pesat dan virus di dalam tubuh dapat ditekan. Hampir tidak terdeteksi.”

6. Pengobatan HIV/AIDS yang efektif

Melakukan tes secara teratur penting untuk mencegah dan mengobati HIV/AIDS, terutama jika Anda berisiko. Jika Anda memiliki gejala atau merasa berisiko tertular, segera konsultasikan ke dokter.

Perawatan yang tepat mencegah perkembangan AIDS dan membantu menjaga kualitas hidup pasien.

“Jangan biarkan kesehatan dan pengobatan yang tepat menjadi penghalang. Infeksi HIV dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, jadi mari kita jaga diri kita dan orang-orang di sekitar kita!” kata dokter. Dani.

Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita bisa bersama-sama mengalahkan HIV/AIDS. Yuk lakukan tindakan preventif dan bila perlu segera berobat!

Halaman berikutnya

Jika HIV tidak diobati dengan baik, maka dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu tahap terakhir dari infeksi HIV, yang membuat tubuh sangat rentan terhadap penyakit serius.

Halaman berikutnya



Sumber