Minggu, 1 Desember 2024 – 21:10 WIB
Jakarta – Kementerian BUMN melaksanakan kerja sama strategis dengan Kementerian Koordinator Pangan, Kementerian Pertanian, dan Institut Pertanian Bogor (IPB University) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan kebutuhan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga:
Wakil Menteri Ossi yang menyampaikan pesan Presiden Prabowo memimpin upacara khidmat HUT KORPRI ke-53 di Kementerian ATR/BPN
Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’aruf mengatakan Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui subholding PTPN IV PalmCo berpotensi memproduksi setidaknya 258.000 ton beras dalam lima tahun ke depan.
Hal ini dilakukan secara pola, dengan mengoptimalkan areal peremajaan kelapa sawit masyarakat tumpang sari atau memotong tanaman padi melalui program tanam padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN).
Baca juga:
Daftar Harga Sembako 29 November 2024: Daging Sapi Naik
“Program TAMPAN merupakan langkah ke arah yang tepat untuk mempercepat tujuan swasembada pangan nasional melalui pemanfaatan lahan peremajaan sawit rakyat yang dikelola melalui mekanisme PTPN. tumpang sari atau ditumpangsarikan dengan tanaman padi gogo,” kata Ma’aruf dalam keterangannya, Minggu, 1 Desember 2024.
Baca juga:
RI Hentikan Impor Garam Tahun Depan, Menko Zulhas: Perlu Swasembada
Selain menjawab kebutuhan swasembada pangan, kata dia, program tersebut juga menjadi jawaban bagi petani dalam transisi peremajaan kelapa sawit.
“Dengan menggunakan inovasi tumpang sari “Padi gogo rakyat di lahan kelapa sawit tidak hanya akan membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang merupakan visi Presiden,” ujarnya.
Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian BUMN mendukung program TAMPAN agar dapat beroperasi secara berkelanjutan. Saat ini di Kementerian BUMN terdapat ekosistem berupa program “Ayo Majukan Usaha Rakyat”, yaitu Program Kesejahteraan.
Melalui ekosistem ini, salah satunya untuk produksi padi, para petani tidak perlu ragu untuk memasarkan hasil panen padi mereka sambil menunggu peremajaan tanaman kelapa sawit.
“Kita punya ekosistem yang sejahtera. Kami yakin dengan dukungan semua pihak, kita bisa bergandengan tangan dan bersama-sama mewujudkan kemandirian pangan. Tadi sudah kita sampaikan akan menjadi Bulog. perokok. “Saya berharap ekosistem yang ada bisa menjawab keraguan petani terhadap peningkatan produktivitas,” ujarnya.
Muhammad Abdul Ghani, CEO Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), menjelaskan 40 persen atau sekitar 2,8 juta hektare dari total 6,94 juta hektare perkebunan kecil sawit di seluruh Indonesia sudah berusia tua. tahap perkebunan dan harus segera diremajakan.
“2,8 juta pohon kelapa sawit menghasilkan di Indonesia mempunyai potensi PSR sebesar 400.000 hektar per tahun. Dari jumlah tersebut, PTPN menargetkan kontribusi sebesar 40.000 hektar per tahun. Artinya, program tersebut mempunyai potensi. tumpang sari luasnya akan mencapai 206.000 hektar dalam lima tahun ke depan,” kata Ghani.
“Dalam lima tahun ke depan, PTPN Ghani dari kawasan TAMPAN menyatakan berpotensi memproduksi setidaknya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton beras untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Melalui ekosistem ini, salah satunya untuk produksi padi, para petani tidak perlu ragu untuk memasarkan hasil panen padi mereka sambil menunggu peremajaan tanaman kelapa sawit.