Senin, 2 Desember 2024 – 08:21 WIB
Ankara – Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengumumkan pada hari Minggu bahwa ada lebih dari 415.000 pengungsi di Gaza, yang saat ini berlindung di gedung sekolahnya.
Baca juga:
Garda Revolusi telah mengkonfirmasi bahwa seorang penasihat militer Iran tewas dalam serangan di Suriah
Dalam keterangannya di media sosial, UNRWA membagikan kesaksian Aisha, salah satu dari sekian banyak perempuan Gaza yang mengungsi di sekolah tersebut.
“Tempat ini bukan untuk tempat tinggal, tapi untuk belajar,” kata Aisha sambil menunjukkan kelelahannya.
Baca juga:
Reuni Akbar 212, Revolusi Rohani Habib Rizieq dan Dukungan terhadap Palestina
“Kami sangat menderita karena kondisi kesehatan yang kami alami, kondisi ekonomi, perjuangan untuk mendapatkan makanan dan minuman – tidak ada bantuan, tidak ada bantuan,” katanya.
Baca juga:
Paling terkenal: Pengakuan anak-anak yang dibunuh oleh ayah dan neneknya, nyawa orang Palestina tidak ada artinya bagi orang Eropa
“Ratusan ribu orang lainnya juga berusaha bertahan hidup dalam kondisi miskin di tempat penampungan sementara,” kata badan PBB tersebut.
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan hampir 44.000 orang.
Memasuki tahun kedua genosida di Gaza, Israel menghadapi kecaman internasional yang semakin meningkat, dengan para pejabat dan lembaga menyebut serangan dan blokade bantuan tersebut sebagai upaya untuk memusnahkan penduduk dengan sengaja.
Pada tanggal 21 November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikan di Gaza. (semut)
Halaman selanjutnya
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan hampir 44.000 orang.