Selasa, 3 Desember 2024 – 13:06 WIB
Detroit, LANGSUNG – Industri otomotif kembali terguncang setelah pengunduran diri mendadak CEO Stellantis Carlos Tavares pada hari Minggu.
Baca juga:
Badai PHK telah melanda industri otomotif Amerika
Keputusan tersebut diumumkan di tengah gelombang kritik tajam terhadap kepemimpinannya. Saham Stellantis turun 8,9 persen tak lama setelah berita itu tersiar, Reuters melaporkan.
Tavares, yang pernah dianggap sebagai salah satu eksekutif paling dihormati di industri otomotif, kini menghadapi pengawasan ketat atas serangkaian kesalahan strategis, khususnya di pasar Amerika Utara.
Baca juga:
Bicara peluang Jeep bermain di segmen hybrid
Mengutip Electrek VIVA Otomotif, Selasa 3 Desember 024, perusahaan mengeluarkan peringatan laba 2024 awal tahun ini, dengan proyeksi biaya hingga 10 miliar euro. Saham perusahaan tersebut anjlok, kehilangan 40 persen keuntungannya tahun ini.
Baca juga:
Setelah 3 kali pemotongan harga, Jeep Rubicon Mario Dandy akhirnya dijual dengan harga segitu
Dalam keterangan resminya, Henri de Castries, direktur senior independen Stellantis, mengatakan kesuksesan perusahaan didasarkan pada keharmonisan antara pemegang saham utama, dewan direksi, dan CEO.
Namun perbedaan pendapat yang muncul dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan keputusan Tavares mundur.
Stellantis saat ini sedang mencari pemimpin baru, yang rencananya akan ditunjuk pada paruh pertama tahun depan. Sebelumnya, Tavares diperkirakan akan mengakhiri karirnya pada tahun 2026.
Salah satu kesalahan besar di bawah kepemimpinannya adalah menjamurnya kendaraan Jeep, Chrysler, Ram, dan Dodge yang menumpuk di dealer dan pabrik. Hal ini membantu pangsa pasar Stellantis di Amerika Utara turun menjadi 8,2% dari 10% pada paruh pertama tahun ini.
Selain itu, perusahaan juga dikritik karena lambat dalam menurunkan harga mobil dalam menghadapi persaingan yang ketat dari General Motors dan Ford. Langkah ini dinilai akan menurunkan daya saing di segmen konsumen utama mereka.
Di Eropa, merek Peugeot dan Fiat bersaing dengan produsen mobil Tiongkok seperti BYD dan Geely, sementara penjualan global Stellantis diperkirakan turun 10 persen pada paruh pertama tahun 2023. Dengan tantangan-tantangan ini, masa depan Stellantis kini berada dalam kendali yang ketat.
Halaman berikutnya
Stellantis saat ini sedang mencari pemimpin baru, yang rencananya akan ditunjuk pada paruh pertama tahun depan. Sebelumnya, Tavares diperkirakan akan mengakhiri karirnya pada tahun 2026.