Investor China berbondong-bondong masuk ke RI karena kebijakan Trump, Kemenperin: ‘Senang tapi juga prihatin’

Selasa, 3 Desember 2024 – 15:23 WIB

Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza menginformasikan sejumlah perusahaan China tertarik berinvestasi di Indonesia. Namun, kata dia, Indonesia belum siap jika investor menyerbu.

Baca juga:

Temui Prabowo di Rosen Palace: Pengusaha AS Merasa Nyaman Berinvestasi di Indonesia

Faisal mengatakan minat investor disebabkan oleh perang dagang pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.

“Setelah Trump terpilih menjadi presiden Amerika terakhir, sejujurnya banyak permintaan dari perusahaan China untuk bertemu dengan Kementerian Perindustrian,” kata Faisol kepada 100 warga Indonesia di Menara Bank Mega, Selasa, 3 Desember 2024. seminar ekonom. .

Baca juga:

Apakah harga saham naik dan turun? Pahami alasan mengapa investasi Anda akan membuahkan hasil!

Gambar seorang investor pasar modal.

Foto:

  • VIVA.co.id/Mohamad Salihin

Faisol mengatakan besarnya minat investasi karena Trump tidak ingin kehilangan tarif yang tinggi terhadap China.

Baca juga:

Prabovo menunjukkan keberhasilan pemerintahannya selama 44 hari kepada para pengusaha Amerika

“Kami kira lebih baik mereka memindahkan industrinya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara agar bisa ekspor langsung ke Amerika, bukan langsung dari China. Kalau ekspor tidak ada ruginya,” tuturnya.

Menurut dia, investor tertarik pada elektronik, tekstil, dan logam. Meski demikian, Faisol mengatakan Indonesia belum siap jika investor datang sekaligus.

“Tentu saja, situasi dalam kuotasi ini menggembirakan, namun mengkhawatirkan. Salah satu alasannya mengkhawatirkan adalah karena kita belum siap menghadapi serbuan investasi jika hal itu terjadi,” jelasnya.

Faisal menjelaskan, pemerintah belum siap karena peraturannya masih perlu disempurnakan. “Karena perbaikan regulasi perlu dilakukan secepatnya untuk mengantisipasi atau mengantisipasi perubahan ekonomi global,” imbuhnya.

Halaman berikutnya

“Tentu saja, situasi dalam kuotasi ini menggembirakan, namun mengkhawatirkan. Salah satu alasannya mengkhawatirkan adalah karena kita belum siap menghadapi serbuan investasi jika hal itu terjadi,” jelasnya.

Halaman berikutnya



Sumber