Remaja di Lebak Bulus yang membunuh ayah dan neneknya secara brutal ini dikenal hangat dan ramah.

Selasa, 3 Desember 2024 – 20.10 WIB

Jakarta – Baru-baru ini terjadi kasus pembunuhan tragis di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dimana seorang anak laki-laki berusia 14 tahun membunuh ayah dan neneknya di rumah. Kejadian ini tentu mengejutkan masyarakat setempat.

Baca juga:

Di Lebak Bulus, Remaja Bunuh Ayah dan Neneknya dengan Lakukan Perbuatan Kotor Benarkah Dia Anak Baik?

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kompol Ade Rahmat Idnal, mengatakan dia bukanlah orang yang baik hati dan temperamental. Menurut dia, hal itu berdasarkan keterangan saksi tetangga pelaku yang diperiksa penyidik.

Polres Metro Jakarta Utara menangkap seorang gadis remaja, AZH (15), berinisial DZ (53), dalam kebakaran rumah di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga:

Ukok, polisi yang membunuh ibunya dengan gas tabung, berpangkat Aipda dan bertugas di Bekasi

“Orang yang cemas (dikenal) adalah anak yang patuh kepada orang tuanya dan jauh dari kata santun,” kata Ade Rahmat, Selasa, 3 Desember 2024.

Usai melakukan aksinya, ia melarikan diri dan kemudian ditangkap petugas keamanan perumahan. Saat ini disimpan di Wilayah Metropolitan Jakarta Selatan.

Baca juga:

6 remaja yang terlibat penyiraman air keras terhadap Ibrahim di Aip ditangkap, 2 pelaku utama masih buron

Pelaku diketahui menyesali perbuatannya terhadap ayah dan neneknya. Ia pun menanyakan kondisi terkini ibunya yang terluka akibat perbuatannya.

“Iya, dia sendiri yang menanyakan kabar ibunya. Dia sangat menyayangkan kejadian tersebut,” imbuh Ade.

Di sisi lain, kerabat keluarga pelaku mengatakan, meski MAS dikenal pendiam, namun ia tetap bisa bergaul dengan anggota keluarga lainnya dan berprestasi di bidang akademik.

“Anak ini sebenarnya pendiam ya, dia hanya bergaul dengan sepupunya, ramah diajak bermain. Dan dia pintar secara akademis juga,” kata AR (37).

Kesan serupa juga disampaikan Agus Sulisvanto (55), seorang penjual siomay keliling. Agus kerap bertemu MAS saat remaja tersebut sedang berolahraga atau pergi ke masjid. “Dia pendiam tapi sopan kepada semua orang,” katanya.

Ia juga tidak pernah mendengar keributan apa pun dari Rumah MAS sehingga membuat masyarakat bingung apa motif dibalik tindakan kurang ajar tersebut.

Sebagai tambahan informasi, psikolog forensik Reza Indragiri memberikan keterangan mendalam terkait kasus ini. Menurutnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara pelaku kejahatan dewasa dan anak-anak.

“Ada lima sistem yang harus dianalisa secara menyeluruh terhadap pelaku remaja,” tutupnya.

Halaman berikutnya

Di sisi lain, kerabat keluarga pelaku mengatakan, meski MAS dikenal pendiam, namun ia tetap bisa bergaul dengan anggota keluarga lainnya dan berprestasi di bidang akademik.

Halaman berikutnya



Sumber