Agus, seorang korban amputasi di Lombok, diketahui kerap mengantar perempuan pulang.

Rabu, 4 Desember 2024 – 00:14 WIB

Lombok, LANGSUNG – Kasus Agus (21) penyandang cacat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Teka-Teki diduga menganiaya seorang siswi. Pemilik perumahan Di Mataram, tempat Agus diduga menganiaya seorang siswi, diketahui Agus terus-menerus belajar di sekolah. perumahan itu.

Baca juga:

Mendikbud meminta masyarakat menerima penyandang disabilitas tanpa diskriminasi

Pemilik perumahanShinta Agus mengaku gencar merayu berbagai wanita selama sebulan terakhir. Bahkan, sehari Agus bisa mendatangkan 2-3 perempuan.

“Dia bersama orang yang berbeda setiap hari, bukan satu orang, besok orang lain, besok orang lain. “Di sini sudah sekitar sebulan, tapi intens, sering dua kali, mungkin tiga kali sehari,” ujarnya, Selasa, 3 Desember 2024.

Baca juga:

Disabilitas sudah melewati batas

Wayan Agus, pria cacat tak bersenjata, diduga melakukan pemerkosaan

Menurut Shinta, saat Agus dan perempuan tersebut dibawa keluar kamar, kondisi perempuan tersebut bermacam-macam, mulai dari menangis, panik, hingga melarikan diri.

Baca juga:

Gibran menyerukan peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas untuk mewujudkan Indonesia maju

Pembawa acara, Shinta (Satria)

Pembawa acara, Shinta (Satria)

Foto:

  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

“Yang pertama keluar kamar panik, yang kedua menangis, yang ketiga lari.

Shinta mengaku Agus sering mampir ke perempuan perumahan sore atau malam hari.

“Bisa dua kali sehari. Saya pribadi menerimanya di sini. “Kalau Sabtu atau Minggu saya tidak kerja, biasanya sore hari dia datang,” ungkapnya.

“Hampir setiap hari dengan orang yang berbeda-beda,” kata Shinta.

Sementara itu, pada 7 Oktober 2024, saat Agus membawa siswa tersebut, Shinta mengatakan bahwa Agus saat itu diterima oleh staf. perumahan. “Dia petugas yang mendapatkannya saat kejadian.

Sebelumnya, Agus mengatakan siswi atau korbanlah yang membawa Agus perumahan itu.

Agus pun bersikukuh pada pendiriannya bahwa ia tidak melakukan pelecehan seksual terhadap siswi tersebut. Agus mengatakan, korban mengajaknya ke rumah.

Kasus Agus menyedot perhatian publik karena Agus terlahir cacat dan kedua tangannya hilang, sehingga banyak pihak yang menduga Agus telah menganiaya korbannya.

Halaman berikutnya

“Bisa dua kali sehari. Saya pribadi menerimanya di sini. “Kalau Sabtu atau Minggu saya tidak kerja, biasanya sore hari dia datang,” ungkapnya.

Halaman berikutnya



Sumber