Bos Pertamina Angkat Bicara Soal Viral Pertamax yang Dituduh Bikin Mobil Rusak

Rabu, 4 Desember 2024 – 12:49 WIB

Jakarta – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri akhirnya buka suara soal viralnya isu mobil dengan pompa bahan bakar rusak akibat bahan bakar Pertamax. Simon tidak melihat hal ini sebagai ancaman bagi Pertamina.

Baca juga:

Inilah yang terjadi jika Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander bertabrakan di jalan

Sebelumnya, video yang diunggah akun X @List3a_ memperlihatkan sejumlah mobil rusak sedang diperbaiki di bengkel Daihatsu Cibinong. Petugas bengkel juga terlihat memindahkan Pertamax dari tangki bahan bakar kendaraan ke galon.

Akibat video viral tersebut, Pertamina telah melakukan audit internal di terminal BBM Patra Niaga, mulai dari pengecekan kualitas Pertamax hingga SPBU. Selain mengoordinasikan workshop, Pertamina juga bekerja sama dengan Research and Industry Linked Institute (LAPI) ITB Patra Niaga.

Baca juga:

Apakah penggantian bahan bakar yang sering menyebabkan kerusakan pada mobil?

Kerusakan mobil tersebut diduga disebabkan oleh penggunaan Pertamax

Hasil uji laboratorium Pertamina menunjukkan kualitas Pertamax sangat baik dan memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut Simon, hasil Pertamax sudah terstandar.

Baca juga:

Ford Indonesia ada promosi servis mobil akhir tahun, apa jadinya?

Terkait yang kemarin viral, dari pihak Pertamina kami sudah melakukan uji sampel ke beberapa SPBU di Cibinong, dan kami juga bekerja sama dengan LAPI ITB dan Lemigas. Tentunya setelah mengecek parameter dan standar yang sudah ada. sudah “lulus uji standar untuk digunakan sebagai bahan bakar,” kata Simon kemarin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.

Selain itu, Simon menilai pihaknya tidak tenang menghadapi hal tersebut. Berbagai informasi terus diterima oleh masyarakat untuk mendorong peningkatan kinerja dan layanan, dan tidak melihat situasi viral ini sebagai ancaman.

“Jadi kami tidak melihatnya sebagai ancaman, atau kalau bisa dikatakan, misalnya ada laporan palsu, kalau mencemarkan nama baik Pertamina, itu bukan untuk kami. Karena harusnya yang mengambil manfaat dari semua ini.” People is people. Jadi bagaimana kita memitigasi, memperbaikinya, sehingga kita bisa tanggap terhadap semua informasi yang kita dapat dari masyarakat,” ujarnya.

Simon mencatat, pihaknya melakukan pengujian tersebut bekerja sama dengan lembaga bersertifikat nasional dan internasional. Meski begitu, Simon mengatakan pihaknya akan terus berbenah untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang dijualnya.

“Oleh karena itu, kami tidak berdalih bahwa kualitas BBM sudah memenuhi standar, fakta dan hasil ilmiah ini berbicara. Namun tentunya kami akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas produk-produk Pertamina agar jauh lebih baik. Jadi, apapun masukan yang kita dapat dari masyarakat, akan kita terima semaksimal mungkin, kata Simon.

Pakar Konversi Energi ITB Tri Yuswidjajanto Zaenuri sendiri mengeluarkan pernyataan soal viralnya mobil di Cibinong. Ia mengatakan, terlalu banyak endapan di tangki bensin menyebabkan mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar sampai ke pompa.

Pertamina meninjau kualitas Pertamax di Cibinong

Pertamina meninjau kualitas Pertamax di Cibinong

Tri melalui tim LAPI ITB kemudian membawa sampel sedimen tersebut ke laboratorium untuk dianalisis EDS (Energy Dispersive X-ray Spectroskopi) guna mengetahui unsur penyusunnya.

Hasil uji EDS tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil analisis fisikokimia yang dilakukan tim Lemigas terhadap bahan bakar Pertamax di beberapa SPBU yang menjadi sumber Pertamax bermasalah.

Ternyata senyawa pembentuk sedimen tersebut tidak ditemukan pada bahan bakar yang dianalisis (Pertamax), kata Tri.

Berdasarkan hasil penelitian ini, bahan anti korosi yang biasa digunakan sebagai pelapis tangki bahan bakar logam dianggap biasanya terbuat dari paduan unsur-unsur yang diidentifikasi dalam analisis EDS.

Halaman berikutnya

“Oleh karena itu, kami tidak berdalih bahwa kualitas BBM sudah memenuhi standar, fakta dan hasil ilmiah ini berbicara. Namun tentunya kami akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas produk-produk Pertamina agar jauh lebih baik. Jadi apapun saran yang kita dapat dari masyarakat, akan kita terima semaksimal mungkin, kata Simon.

Halaman berikutnya



Sumber