Rabu, 4 Desember 2024 – 22:57 WIB
Jakarta – Badan Narkotika Nasional atau BNN RI juga fokus membantu para penyalahguna narkoba untuk pulih dari kecanduan dan merehabilitasi mereka agar dapat kembali hidup sehat dan produktif.
Baca juga:
Memberantas peredaran narkoba antar negara, BNN menggandeng DCIS
BNN RI juga menghadapi berbagai tantangan. Hal tersebut antara lain terbatasnya akses terhadap layanan rehabilitasi, serta kualitas layanan dan sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan rehabilitasi.
BNN RI sebagai lmakan lembaga Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (P4GN) mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kapasitas fasilitas rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial penyalahguna Narkoba. Didirikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Pasal 70 UU Nomor 70. Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba.
Baca juga:
Operasi gabungan penyelundupan 4,4 kg sabu di Bandara Soekarno-Hatta tidak berhasil.
Dalam rangka penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Komunitas (CRC), BNN melalui Deputi Rehabilitasi menyelenggarakan dialog interaktif bertajuk “Optimalisasi Peran Lembaga Rehabilitasi Komponen Komunitas: Praktik, Tantangan dan Solusi” yang diselenggarakan di Menara Peninsula Hotel. Slipi, Jakarta Barat pada Rabu 4 Desember 2024.
Pada acara ini, Plt. Wakil Direktur Rehabilitasi Badan Publik (PLRIP) BNN RI Bina Ampera melalui Bukit mengatakan BNN akan bermitra dengan 257 LRKM pada tahun 2024.
Baca juga:
Jaringan Narkoba Ditemukan di Malang Dengan 166 Kg Bubuk Ganja, 6 Tersangka Terancam Hukuman Mati
Selanjutnya berdasarkan jumlah tersebut, terdapat 45 lembaga yang mendapat rekomendasi SNI 8807 dan 2 lembaga mendapat SNI 8807:2022 dari Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK Sucofindo dan GIS).
“Dalam 2 tahun terakhir, LRKM yang bermitra dengan BNN mengalami penurunan karena jumlah fasilitas rehabilitasi tidak berfungsi, karena jumlah klien yang menggunakan layanan berkurang dan belum mendapat dukungan dana dari pemerintah. katanya dalam pernyataan pada Rabu malam.
Setelah itu, Bina melakukan dialog interaktif yang dihadiri sekitar 90 peserta dari instansi pemerintah dan masyarakat. Hal ini mencakup OMS, OMS regional, OMS kabupaten/kota, asosiasi profesi, dan kelompok agen pemulihan intervensi berbasis komunitas.
BNN mencari solusi bersama untuk mengoptimalkan kembali pelaksanaan layanan rehabilitasi berbasis masyarakat dan mendorong komitmen fasilitas rehabilitasi untuk memberikan layanan rehabilitasi yang memenuhi standar dan kualitas.
Di saat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sestama) BNN RI Tantan Sulistyana meninggal dunia. pidato utama Kepala BNN RI menjelaskan, upaya peningkatan kemampuan LRKM yang dilakukan BNN terbatas, antara lain melalui pelatihan dan bimbingan teknis, peningkatan kapasitas SDM, serta koordinasi antar pemangku kepentingan, yang mana upaya BNN dalam penguatan LRKM dijelaskan secara rinci dalam delapan poin tindakannya. .
Namun, tentu saja agar dampaknya maksimal, upaya ini memerlukan dukungan semua pihak.
Dengan menghadirkan lima panelis yang ahli di bidang rehabilitasi, muncul lima rekomendasi dari dialog interaktif tersebut: pertama, perlunya penguatan koordinasi dengan melibatkan seluruh pakar. pihak yang berkepentingan dari waktu ke waktu.
Kedua, perlu adanya pengawasan terus-menerus terhadap kementerian dan lembaga terkait. Ketiga, perlu adanya koordinasi pelaksanaan lembaga penegak hukum dengan kementerian dan lembaga lain yang terkait dengan layanan rehabilitasi. keadilan restoratifkata Tantan.
Kemudian, Tantan mengatakan perlunya memperluas keterlibatan komponen masyarakat dalam layanan rehabilitasi, terutama di wilayah yang masih kekurangan LRCM. Kelima, perlu adanya perubahan terhadap standar tarif LRKM berdasarkan tipologi yang ada.
Halaman berikutnya
BNN mencari solusi bersama untuk mengoptimalkan kembali pelaksanaan layanan rehabilitasi berbasis masyarakat dan mendorong komitmen fasilitas rehabilitasi untuk memberikan layanan rehabilitasi yang memenuhi standar dan kualitas.