Ketika Jakarta terancam tenggelam, beberapa solusi telah diusulkan

Rabu, 4 Desember 2024 – 23:24 WIB

Jakarta – Wilayah pesisir DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah yang berisiko terkena banjir akibat fenomena penurunan permukaan tanah (penurunan permukaan tanah).

Baca juga:

AHY mengatakan pembangunan tanggul laut besar masih menunggu investor: anggarannya tidak sedikit

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa permukaan tanah di Jakarta terus berkurang, terutama di sepanjang pantai utara.

Indonesia, bersama Korea Selatan dan Belanda, pada Februari 2017 sepakat untuk bekerja sama dalam pembangunan pantai. Departemen manajemen proyek (PMU) Pembangunan Terpadu di sepanjang Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) atau dikenal dengan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN).

Baca juga:

RW 22 Muara Angke, Jakarta Utara semakin tergenang air akibat banjir

Hal ini dilakukan dengan menjalin kemitraan Kerja sama tripartit. Pada tahun 2020, PMU NCICD gabungan tripartit ini membuahkan hasil Rencana Keamanan Banjir Terpadu (IFSP) sebagai konsep pengendalian banjir terpadu.

Fokus utamanya adalah menyediakan air bersih bagi masyarakat, meningkatkan sanitasi di sepanjang sungai, dan mengendalikan banjir.

Baca juga:

Menteri Pekerjaan Umum memfokuskan anggaran pada pembangunan tanggul laut besar untuk ketahanan pangan

Manfaat dari program PTPIN adalah menghemat air laut akibat gelombang atau banjir, mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir, dan membatasi pengembangan lahan di wilayah pesisir.

Prinsip pembangunan PTPIN tidak hanya kenaikan muka air laut dan pengendalian banjir saja, namun juga perbaikan kondisi lingkungan dengan hadirnya konsep ruang ketiga.

Sebagai informasi, PTPIN merupakan salah satu program strategis nasional yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan pihak yang berkepentingan pemangku kepentingan terus mengupayakan konsep restorasi lingkungan pesisir (restorasi lingkungan) untuk menghilangkan dampak banjir dan penurunan permukaan tanah.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam DKI juga telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi banjir di pesisir Jakarta. Di antaranya dengan membangun tanggul di sejumlah titik rawan aliran air laut dan membuat waduk untuk menampung air di pemukiman kemudian dialihkan ke laut.

Namun jika permukaan tanah terus turun, pemerintah akan membangun tanggul laut Grade B (Tembok laut yang besar), yang diharapkan dapat mengurangi luas banjir sebesar 112.000 meter persegi dan mengurangi potensi kerugian hingga Rp600 triliun.

“Sekarang sedang dilaksanakan studi kelayakan (studi kelayakan) studi desain dan pembiayaan proyek Tembok laut yang besar DKI ada di Jakarta,” kata Menteri Pekerjaan Umum Dodi Hanggodo.

Halaman berikutnya

Sebagai informasi, PTPIN merupakan salah satu program strategis nasional yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Halaman berikutnya



Sumber