Banyak orang yang mendapatkan pinjaman mobil listrik menggunakan sewa ini

Kamis, 5 Desember 2024 – 06:52 WIB

VIVA – Pilihan mobil listrik di Indonesia beragam, mulai dari city car, sedan, SUV hingga sport. Sejumlah merek berlomba-lomba menawarkan produk ramah lingkungan dengan desain dan spesifikasi berbeda.

Baca juga:

Tak menyangka arti nama Aletra, merek mobil listrik buatan Indonesia

Mobil listrik yang tengah meramaikan pasar mobil nasional sebagian besar berstatus impor yakni CBU (Completely Built Up). Namun, jumlah model yang diproduksi di dalam negeri terus bertambah lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Nah, untuk meningkatkan minat masyarakat membeli mobil listrik atau beralih dari mesin pembakaran, pemerintah memberikan sejumlah insentif yang tidak hanya berlaku untuk produksi dalam negeri, tapi juga impor.

Baca juga:

Apakah kota ini raja baru mobil listrik? Review mobil Xiaomi SU7

Keuntungan tersebut antara lain bebas bea masuk, PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) yang dibayar pemerintah, dan potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10 persen, membuat harga mobil listrik semakin terjangkau.

Namun, karena teknologi yang digunakan masih relatif mahal, tidak semua mobil listrik terjangkau meski ada insentif. Saat ini harga EV (Electric Vehicle) mulai dari Rp 190 jutaan hingga Rp 3 miliar.

Baca juga:

BYD membuat mobil listrik dengan harga terjangkau

Artinya pangsa pasar mobil listrik jauh lebih besar, sehingga tidak heran jika mobil listrik yang sering digunakan sebagai kendaraan kedua dan lainnya tidak selalu dibeli secara tunai, bahkan ada pula yang dibeli secara kredit.

Seperti yang diungkapkan Senior Executive Vice President Kredit dan Risiko Mandiri Utama Finance, Dapot Sinaga dalam diskusi Focus Group Viva.co.id, minat kredit kendaraan listrik semakin meningkat di tengah menurunnya daya beli masyarakat.

Menurut dia, meski kemampuan masyarakat dalam membeli mobil baru semakin menurun, namun prospek pembelian mobil listrik secara kredit semakin meningkat dan sangat menjanjikan.

“Seperti yang kita lihat selama 3 tahun terakhir, khususnya dengan Mandiri Utama Finance, pembiayaan kami terus tumbuh. Pangsa ini 4-5% dari pembiayaan yang kami berikan, untuk EV 2022-2023-2024 akan terus bertambah, kata Sinaga pada Kamis, 5 Desember 2024.

Namun dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap kredit mobil listrik, MUF semakin digemari calon peminjam, terutama yang mengajukan pembayaran cicilan mobil listrik senilai Rp 200-300 juta.

“Hanya daya beli saja yang dikesampingkan, jadi kita punya lebih banyak pilihan. Sebab, yang paling dirugikan oleh multifinance bukanlah mereka yang membeli mobil dengan harga di atas Rp 1 miliar atau Rp 700-800 juta, melainkan yang merugi Rp 200-300 juta, ”ujarnya.

Pada Januari hingga Oktober 2024, penjualan mobil listrik dari pabrik ke dealer mencapai 32.013 unit, dimana BYD menjual penjualan terbanyak menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo.

Disumbangkan oleh Dolphin, Atto 3, Seal dan M6, mobil listrik BYD telah terjual 11.024 unit dalam beberapa bulan terakhir, dan BYD baru mulai memberikan datanya kepada Gaikindo pada Juli lalu.

Sedangkan Wuling, merek tertua asal China, saat ini berada di peringkat kedua. Dalam kurun waktu 10 bulan, penjualan kendaraan listrik Air ev, BinguoEV dan Cloud EV berjumlah 10.225 unit.

Halaman selanjutnya

“Seperti yang kita lihat selama 3 tahun terakhir, khususnya dengan Mandiri Utama Finance, pembiayaan kami terus tumbuh. Pangsa ini 4-5% dari pembiayaan yang kami berikan, untuk EV 2022-2023-2024 akan terus bertambah, kata Sinaga pada Kamis, 5 Desember 2024.



Sumber