Telah diketahui mengapa nasi keras digunakan dalam nasi Nasi Padang asli di Padang

Jumat, 6 Desember 2024 – 08:00 WIB

Jakarta – Arief Muhammad Padang merupakan salah satu selebriti Indonesia yang sukses terjun di bisnis memasak. Seseorang sebelumnya dikenal publik melalui akun Twitternya @Arief Pocong Restoran Padang Payakumbuah diketahui sudah membuka gerai.

Baca juga:

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tidak Boleh Makan Nasi Padang? Inilah pendapat ahli gizi

Setidaknya cabang restoran ini sudah banyak di seluruh Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.

Arief Muhammad mengatakan sebelum membuka usaha makanan Padang ini, ia ingin membuat restoran Padang sesungguhnya.

Baca juga:

Nasi Padang adalah salah satu pengalaman Seong Beom yang tak terlupakan di Indonesia

Hal ini berdasarkan pengalamannya pindah ke Jakarta semasa kuliah. Saat itu, dia sempat makan di restoran. Pria asal Padang ini mengaku, saat makan di sana, ia merasa seperti tidak makan di restoran Padang.

Baca juga:

Ivar Jenner Dapat Perhatian Saat Makan Nasi Padang, Banyak Minum Karena Pedas!

“Setelah saya pindah ke Jakarta, ketika saya melihat saya sudah makan di restoran Padang, saya merasa seperti tidak lagi makan di restoran Padang. Di sini, di restoran Padang, nasinya lebih empuk, rasanya lebih manis, dan sebagainya. Makanya kami memutuskan untuk buka rencana Padang Payakumbuah, saat itu kami sedang ngobrol, yang pertama keluar dari mulut saya adalah restoran ini harus asli” kata Arief Muhammad pada Media Briefing GoFoodx Payakumbuah di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Desember 2024.

Saat Arief Muhammad membuka Restoran Padang Payakumbuah, ia mengaku memutuskan untuk menyajikan makanan Padang seperti yang ada di Sumatera Barat.

Dengan begitu, kata Arief Muhammad, masyarakat tahu bahwa standar masakan Padang di restorannya mirip dengan restoran di Sumbar.

“Jadi bukan kita yang menyesuaikan dengan selera kota tempat kita buka. Mereka harus tahu masakan Padang agar tahu standar masakan Padang. Nah kalau Padang Payakumbuah buka. Bandung kita buka di Semarang, kita buka buka di jogja, resepnya tidak kami ubah apa pun, kami tidak membuat yang lebih manis, tidak membuat yang lebih enak, kami tidak mengubah apa pun, jadi tetap asli.” – katanya.

Di sisi lain, Arief Muhammad juga mengungkapkan bahwa strategi yang diciptakannya sangat sulit. Selain itu, pengunjung akan melihat tampilan dan tekstur nasi yang disajikan restorannya.

Jika dilihat dari nasi putih yang disediakan, teksturnya padat seperti nasi para. Ternyata, setelah dicek, nasi yang disajikan di Sumbar ternyata memang demikian.

“Nah, ada pro dan kontra terhadap strategi ini karena kita menambah satu pekerjaan rumah lagi untuk mengedukasi pasar. Contoh kecil dari beras adalah ketika pertama kali kita buka, beraslah yang paling banyak dikeluhkan. Orang-orang bertanya mengapa beras keras. mereka bertanya, bagaimana nasinya bisa seperti itu, “katanya.

Arief Muhammad menemukan sebagian besar restoran Padang di Sumatera menggunakan nasi dengan tekstur yang keras. Karena semua jenis saus dan sambal ditambahkan ke dalam nasi.

Jika menggunakan nasi lunak, tekstur nasinya akan lembek seperti bubur. Masyarakat Sumatera, kata Arief Muhammad sendiri, kurang menyukai tekstur nasi seperti itu.

Hal inilah yang ingin Arief Muhammad perkenalkan kepada masyarakat.

“Kenapa rumah makan Padang harus nasi keras? Biasanya mereka makan nasi Padang dengan kuah, segala macam sambal. Kalau pakai nasi lembek dan ditaburi kuah, jadinya bubur. Kami orang Sumatera tidak makan.” “Nasi yang sehat itu seperti bubur” – katanya.

Selain itu, Arief Muhammad juga memilih menggunakan bahan asli Padang. Baik itu bumbu maupun nasi, karena ia ingin memperkenalkan kepada masyarakat seperti apa nasi padang yang sebenarnya.

“Kita bawa cabai, beras, dan beberapa bumbu dari Sumbar. (Kalau bahannya dari Jakarta) beda, seperti minyak kelapa, misalnya dari Sumbar kalau kita pakai, sama saja dengan di sini, kadarnya kelengketannya beda, aromanya beda, kadar pedas cabainya juga beda” – katanya.

Dia menambahkan, “Ternyata kalau kita coba pakai bahan baku dari sini, rasanya masih enak, cuma untuk mendapatkan cita rasa asli dari yang kita jual, kurang menarik. Jadi kita tetap pakai Sumbar,” – katanya.

Halaman berikutnya

Dengan begitu, kata Arief Muhammad, masyarakat tahu bahwa standar masakan Padang di restorannya mirip dengan restoran di Sumbar.

Halaman berikutnya



Sumber