Sabtu, 7 Desember 2024 – 17:39 WIB
VIVA – Langkah lainnya, pemerintah memutuskan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN menjadi 12 persen pada tahun depan. Salah satu dampak dari kebijakan ini tentu saja adalah industri otomotif.
Baca juga:
Era hybrid Nissan yang dilanda krisis mungkin akan melambat
Sebab, PPN 12 persen berlaku untuk barang mewah, salah satunya kendaraan bermotor yakni mobil. Seiring kenaikan pajak, pemerintah mengusulkan insentif untuk mobil ramah lingkungan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku sudah melakukan pembahasan mengenai insentif di sektor otomotif, khususnya kendaraan ramah lingkungan seperti hybrid dan EV (kendaraan listrik).
Baca juga:
Bagaimana Hyundai akan mengatasi suramnya industri otomotif pada tahun 2025
“Yang dibicarakan adalah insentif atau disinsentif terkait industri otomotif. “Kami akan mengambil kebijakan seperti PPnBM, PPN DTP (ditanggung pemerintah) tidak hanya untuk mobil listrik tapi juga untuk hybrid,” kata Menperin.
Hal senada juga diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut dia, pemerintah sedang mematangkan rencana stimulus agar industri otomotif semakin bergairah.
Baca juga:
Telah terungkap harga dan spesifikasi Hyundai Kona N Line yang akan mulai dijual di Indonesia pekan depan
“Tahun ini ada PPnBM untuk mobil, PPN DTP untuk perumahan. “Nah, masih dalam tahap finalisasi, seminggu lagi akan kami umumkan untuk tahun depan,” kata Airlangga.
Menanggapi rencana tersebut, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) tentu menjanjikan sebagai produsen yang gencar menawarkan kendaraan ramah lingkungan melalui teknologi listrik murni dan hybrid berbasis baterai.
Menurut Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer PT HMID, akan sangat positif jika mobil ramah lingkungan, khususnya hybrid, juga didorong di tengah ketidakpastian pasar tahun depan.
“Kalau PPnBM mobil hybrid nol persen, menurut saya itu hal yang positif, terutama untuk merek dengan produk hybrid,” ujarnya di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 7 Desember 2024.
Namun keputusan untuk mempromosikan mobil hybrid akan mulai berlaku pada tahun depan dan promosi mobil listrik akan dilanjutkan pada tahun depan, dengan rencana penerapan PPN sebesar 12 persen pada tahun 2025.
Dengan demikian, menurut Budi, jika pemerintah tidak membantu, industri otomotif akan menghadapi masalah serius pada tahun depan, sedangkan PPN 12 persen akan diterapkan.
“Kami membutuhkan banyak bantuan dari pemerintah tahun depan. Industri otomotif tidak berjalan dengan baik. “Kami akan terus bekerja keras sebagai brand dan saya berharap pemerintah terus mendukungnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Hyundai telah memberikan insentif berupa potongan PPN sebesar 10 persen untuk mobil listrik produksi dalam negeri dengan TKDN di atas 40 persen melalui Ioniq 5 dan All New Kona Electric. Kini, brand asal Korea Selatan itu juga merakit internal hybrid lewat All New Santa Fe.
Halaman berikutnya
Menurut Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer PT HMID, akan sangat positif jika mobil ramah lingkungan, khususnya hybrid, juga didorong di tengah ketidakpastian pasar tahun depan.