Dengan tren belanja online yang sedang naik daun, berikut cara meminimalisir risiko barang rusak sampai tujuan

Selasa, 16 Juli 2024 – 06:44 WIB

JAKARTA – Gaya hidup masa kini tidak lepas dari tren belanja online di berbagai aplikasi e-commerce. Banyak kelebihan belanja online yang membuat masyarakat Indonesia akhirnya beralih dibandingkan datang langsung ke toko. Misalnya ketersediaan barang dan harga yang sangat berbeda, hemat energi karena tidak perlu bepergian jauh, kemudahan membeli barang dari seluruh Indonesia, dan efisiensi waktu pelanggan.

Baca juga:

Bridgestone mendesain ulang bengkel ban agar estetis dan nyaman

Namun pada beberapa produk, peminat belanja online cenderung ragu sebelum mengecek kualitas produk atau khawatir produk rusak dalam perjalanan. Oleh karena itu, kini layanan e-commerce juga memiliki sistem belanja online dan akan mendapatkannya nanti (tekan jumlahnya). Sebagian besar barang dibeli dengan sistem klik dan kumpulkan Diantaranya kebutuhan pokok rumah tangga. Gulir ke bawah untuk detail selengkapnya!

“Barang yang paling banyak dibeli adalah mie instan, makanan beku, dan produk segar seperti telur. Biayanya kecil, tapi itu dilakukan untuk mengurangi risiko. Mungkin mereka takut telurnya pecah atau tidak. dikirim, atau mereka (pelanggan) sempat pesan sekarang tapi ambil nanti,” kata Edward Kilian Sauvignon, Head of Marketing Services Blibli Group, di acara HUT Blibli ke-13, di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024.

Baca juga:

Masalah orang tua dalam membesarkan generasi Alpha, kata psikolog anak

HUT Blibli ke 13

Foto:

  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Selain kebutuhan pokok tersebut, ada juga barang elektronik yang mengharuskan pembelinya mengecek kondisinya terlebih dahulu. Sistem ini dapat membantu pembeli memastikan ketersediaan stok sebelum membayar di toko, kemudian melakukan check out dan pengambilan barang.

Baca juga:

Pengasuh membatasi waktu layar anak, Khloe menegur ayah karena makan sambil bermain gadget

Sejauh ini barang termahal yang pernah dibeli dengan sistem klik dan kumpulkan kamera seharga Rp 157 juta.

“Ternyata banyak yang beli online juga beli barang mahal secara offline. Salah satu catatannya adalah kamera Nikon Z9 seharga Rp 157 juta. Transaksinya online, tapi barangnya diambil dari merchant kami,” – ujarnya.

Dalam hal pemberian gadget, pembeli merasa puas setelah melihat kondisi barang di toko. Selain itu, jika barang dibeli melalui aplikasi tetapi diterima langsung, pembeli juga dapat meminta bantuan untuk membuat produk digital.

Halaman selanjutnya

Dalam hal pemberian gadget, pembeli merasa puas setelah melihat kondisi barang di toko. Selain itu, jika barang dibeli melalui aplikasi tetapi diterima langsung, pembeli juga dapat meminta bantuan untuk membuat produk digital.

Halaman selanjutnya



Sumber