Fadli Zon: Indonesia adalah laboratorium alam yang mencerminkan perjalanan evolusi manusia

Sabtu, 21 Desember 2024 – 12:41 WIB

Jakarta — Pada upacara peringatan 130 tahun penemuan Homo Erectus oleh Eugene Dubois di Trinil, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya peran Indonesia dalam sejarah peradaban manusia. Menurutnya, penemuan monumental tersebut bukan hanya menjadi prestasi besar ilmu pengetahuan, namun juga mengukuhkan Indonesia sebagai pusat utama penelitian paleoantropologi dunia.

Baca juga:

Menteri Kebudayaan Fadli Zon membuka Museum PDRI di Sumbar

Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan bahwa Indonesia memiliki salah satu koleksi fosil Homo Erectus terbesar di dunia. Menurutnya, 60 persen sisa-sisa Homo Erectus yang ditemukan di dunia berasal dari nusantara, khususnya dari Pulau Jawa. Fakta ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi saksi nyata evolusi manusia, namun juga menjadi pusat adaptasi dan inovasi dalam sejarah panjang umat manusia.

“Indonesia adalah laboratorium alam yang mencerminkan perjalanan evolusi manusia. “Penemuan fosil ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga merupakan aset penting dalam penelitian global,” kata Fadli Zon pada pameran “Indonesia: Peluang Terkini Bumi” di Museum Nasional Indonesia, Jalan Merdeka. Barat, Jakarta Pusat, Jumat 20 Desember 2024.

Baca juga:

Fadli Zon: Nilai desa budaya, kebangkitan tradisi dan peluang ekonomi

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Dokter: Menteri Kebudayaan)

Foto:

  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Perayaan tersebut dimeriahkan dengan pameran ‘Indonesia: Peluang Terbaru di Bumi’ yang menampilkan koleksi asli fosil Homo Erectus dari berbagai museum seperti Museum Sangiran dan Museum Biologi Batu. Salah satu fosil yang menarik perhatian adalah S17 yang dianggap sebagai “masterpiece” pameran tersebut.

Baca juga:

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima repatriasi benda cagar budaya Indonesia dari Belanda

Selain Homo Erectus, pameran ini juga menampilkan sisa-sisa fauna purba seperti Mastodon dan Stegodon Trigonoscephalus.

Koleksi ini memberikan gambaran ekosistem nusantara jutaan tahun lalu, di mana berbagai spesies hidup berdampingan dalam lingkungan yang dinamis.

“Pameran ini tidak hanya menampilkan kekayaan sejarah, namun juga memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah,” tambah Fadli Zon.

Fadli Zon juga mengatakan, koleksi fosil yang dimiliki Indonesia merupakan bukti penting bagi teori evolusi global, termasuk teori out-of-Africa. Ia menegaskan, kepulauan nusantara dapat dianggap sebagai titik awal penting dalam perjalanan evolusi manusia.

“Penemuan Homo Erectus oleh Eugene Dubois menjadi bukti bahwa Indonesia berperan penting dalam sejarah peradaban dunia. “Ini merupakan warisan luar biasa yang harus kita jaga dan promosikan,” kata Fadli Zon.

Momentum ini dimanfaatkan Fadli Zon untuk mengajak masyarakat menciptakan narasi besar tentang Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia. Mengangkat tema “Menemukan Kembali Identitas Indonesia”, ia berharap dunia melihat Indonesia tidak hanya sebagai tempat asal usul Homo Erectus, tetapi juga sebagai episentrum evolusi dan kebudayaan.

“Kami mempunyai tanggung jawab besar untuk memimpin dalam mendefinisikan ulang narasi evolusi global. “Pameran ini menjadi sarana untuk mendorong generasi muda mengenal dan mencintai peninggalan sejarah nusantara,” ujarnya.

Acara ini merupakan kerjasama Museum Nasional Indonesia dengan Museum Manusia Purba Sangiran yang merupakan bagian dari Badan Layanan Umum Badan Peninggalan Indonesia. Indonesia: Peradaban tertua di dunia? Dengan temanya, pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan apresiasi terhadap salah satu penemuan terpenting dalam sejarah manusia.

Kemitraan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya nasional kepada dunia, serta memposisikan Indonesia sebagai pusat peradaban global.

Halaman berikutnya

Fadli Zon juga mengatakan, koleksi fosil yang dimiliki Indonesia merupakan bukti penting bagi teori evolusi global, termasuk teori out-of-Africa. Ia menegaskan, kepulauan nusantara dapat dianggap sebagai titik awal penting dalam perjalanan evolusi manusia.

Sinta Laura terbiasa melakukan adegan sulit tanpa stunt di “Panggonan Wingit 2: Miss K”.



Sumber