Sabtu, 21 Desember 2024 – 17.50 WIB
Jakarta – Subholding Gas PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi PT PGN Tbk (BRIN) dan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, sedang menggarap sawah Biosaline seluas 20 hektar (ha), di pantai utara Semarang .
Baca juga:
Kelompok petani jeruk di Curup Bengkulu akan menjangkau pasar yang lebih luas berkat ekspansi BRI
Harry Budi Siddhartha, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, mengatakan penanaman padi Biosaline di lahan kosong merupakan bagian dari dukungan perusahaan terhadap ketahanan pangan dalam program Presiden Prabowo Subianto.
“Langkah PGN dalam budidaya Biosaline juga merupakan bagian dari komitmen PGN untuk memberikan manfaat sosial dan lingkungan kepada masyarakat sekitar,” ujarnya saat penanaman padi Biosaline, Mangunharjo, Tugu, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Desember 2024.
Baca juga:
TNI Kembangkan Benih Padi Unggul, Mentan: Darurat
Garry menambahkan, budidaya biosaline juga menjadi solusi untuk mengatasi lahan terdampak salinitas di Semarang, khususnya di Tugu.
Baca juga:
Sebagai agregator, PGN siap menyerap pasokan gas dari lapangan baru, termasuk Masela
Salinitas adalah derajat salinitas air. Pada tahun 2021, di Kabupaten Tugu, terdapat 50 hektare sawah yang tidak panen akibat intrusi air laut. Pasca kejadian, sawah yang terkena dampak terbengkalai dan tidak bisa ditanami.
Program ini juga merupakan bagian dari kajian Smart Farming Biosalin 1 dan 2 yang merupakan kerjasama Pemkot Semarang dengan BRIN tahun 2024 di Kelompok Tani Sumber Rejeki, Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu.
Beras biosaline merupakan varietas benih padi yang tahan terhadap kadar garam tinggi. Padi ditanam pada lahan pantai seluas 20 ha yang dapat dikembangkan hingga 100 ha. Saat ini lahan seluas 20 hektare merupakan lahan kosong.
BRIN juga akan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mempercepat penyiapan lahan. Pertanian merupakan salah satu cabang penting dari ketahanan pangan. BRIN mengapresiasi langkah PGN dan Pemerintah Kota Semarang yang memanfaatkan lahan pesisir untuk budidaya padi biosaline.
“Program Biosalin merupakan bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan, dan dapat ditanami varietas Biosalin seluas 400 hektare. Program ini juga mendukung program Indonesia Emas 2045,” kata Wali Kota Semarang Xeverita Gunaryanti. Rahayu.
Kondisi pantai utara Jawa sangat abrasif dan tidak subur, air laut semakin mengikis daratan pantai dan mengandung kadar garam yang tinggi. Biosaline merupakan tanaman yang cocok untuk revitalisasi lahan pesisir. Upaya ini juga bertujuan untuk menghijaukan kembali lahan pesisir di utara Semarang.
“BRIN bekerja dengan semua orang pihak yang berkepentingan mendukung program pemerintah melalui penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kami berharap hasil penelitian kami dapat diterapkan dan bermanfaat bagi masyarakat seperti yang kami lakukan bersama Pemerintah Kota Semarang dan PGN. “Kami berharap penanaman padi Biosaline dapat meningkatkan ketahanan pangan Kota Semarang,” kata Nugroho Adi Sasongko, Kepala Pusat Penelitian SPBPDH BRIN.
Harry berharap budidaya Biosaline dapat tumbuh dan menghasilkan tanaman berkualitas yang dapat bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya. Selain itu, produksi biosaline diharapkan dapat menyediakan lapangan kerja bagi pekerja pertanian.
“Tidak hanya menghadirkan gas bumi sebagai solusi energi ramah lingkungan, kehadiran PGN juga dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan positif,” kata Harry. (semut)
Halaman berikutnya
BRIN juga akan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mempercepat penyiapan lahan. Pertanian merupakan salah satu cabang penting dari ketahanan pangan. BRIN mengapresiasi langkah PGN dan Pemerintah Kota Semarang yang memanfaatkan lahan pesisir untuk budidaya padi biosaline.