Wabah virus Dinga Dinga yang misterius membuat korbannya menari-nari, berikut gejala awalnya

Senin, 23 Desember 2024 – 16.15 WIB

Jakarta – Penyakit misterius di distrik Bundibugyo Uganda baru-baru ini menjadi pusat perhatian dunia. Bagaimanapun, ini adalah nama epidemi Dinga Dinga Hal ini menyebabkan pasien mengalami gejala “menari” seperti menari atau gerakan tubuh yang tidak terkontrol.

Baca juga:

Rentetan Penyakit Ini Bisa Menular di Lingkungan Sekolah, Orang Tua dan Guru Harus Waspada!

Epidemi ini terutama menyerang perempuan dan anak perempuan, sehingga menyulitkan mereka untuk berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Pada Senin, 23 Desember 2024, sekitar 300 kasus telah dilaporkan di wilayah tersebut, menurut Times of India. Meski belum ada korban jiwa yang dilaporkan, namun gejala yang dialami para korban sangat mengkhawatirkan.

Baca juga:

Open BO Murah Kisah mistik Naomi yang tergoda dan wanita Uganda yang dideportasi

Gejala utamanya antara lain gemetar hebat, demam tinggi, kelemahan fisik, dan dalam beberapa kasus, pasien merasa hampir lumpuh. Keadaan ini membuat banyak orang membandingkannya dengan Dinga Dinga Wabah menari tahun 1518wabah serupa terjadi di Strasbourg, Perancis, di mana orang-orang menari tanpa henti hingga kelelahan.

Baca juga:

Seorang perempuan Uganda yang terlibat dalam prostitusi dan memiliki kekasih yang dibayar dideportasi dari Bali

Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan Uganda sedang menyelidiki penyakit tersebut dengan menganalisis sampel yang diambil dari pasien. Dokter di wilayah tersebut mengatakan bahwa mengonsumsi antibiotik membantu sebagian besar pasien pulih dalam waktu seminggu.

Kiyita Christopher, Petugas Medis Distrik, menyarankan masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan jika mengalami gejala Dinga Dinga. “Sebagian besar pasien sembuh dalam waktu seminggu setelah mendapat pengobatan yang tepat,” ujarnya, Senin, 23 Desember 2024.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan obat herbal yang belum terbukti keampuhannya,” imbuhnya.

Selain itu, kampanye kesehatan masyarakat juga digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gejala Dinga Dinga dan pentingnya pengobatan dini.

Adapun penyebabnya, penyebab pasti Dinga Dinga masih belum diketahui. Para ahli mempertimbangkan berbagai kemungkinan, mulai dari infeksi virus hingga faktor lingkungan.

Namun, tindakan pencegahan, termasuk peningkatan kebersihan dan kewaspadaan terhadap gejala awal seperti demam dan menggigil, terus dilakukan. Meski masih menjadi misteri, namun kabar baiknya, belum ada laporan kematian dan pengobatan yang tepat dapat mempercepat kesembuhan pasien.

Halaman selanjutnya

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan obat herbal yang belum terbukti keampuhannya,” imbuhnya.

Halaman selanjutnya



Sumber